Dābbah dalam Quran: a reformist translation : analisis Interpretasi Edip Yuksel pada Q.S. an-Naml [27]: 82
Firmansyah, Hamzah (2024) Dābbah dalam Quran: a reformist translation : analisis Interpretasi Edip Yuksel pada Q.S. an-Naml [27]: 82. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Tesis_2004028007_Hamzah_Firmansyah]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Tesis_2004028007_Hamzah_Firmansyah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Keluarnya makhluk dābbah di akhir zaman nanti merupakan salah satu janji Allah SWT kepada manusia sebagai bentuk tanda-tanda hari kiamat tiba. Janji ini tertuang dalam Q.S. an-Naml [27]: 82, mayoritas para penafsir dan penerjemah al-Qur’an sepakat untuk memaknai kata dābbah dalam ayat ini sebagai hewan melata, berbeda dengan Edip Yuksel dan dua koleganya yang memaknai dābbah sebagai komputer yang terbuat dari unsur material bumi dalam karyanya Quran: A Reformist Translation. Dalam konteks ini, makna dābbah dalam Q.S. an-Naml [27]: 82 menurut Yuksel sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana corak pemikiran Edip Yuksel dalam memahami Q.S. an-Naml [27]: 82? (2) Mengapa Edip Yuksel memaknai Dābbah sebagai komputer dalam Q.S. an-Naml [27]: 82?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan (library research), dengan sumber utamanya buku Quran: A Reformist Translation dan beberapa buku, kitab tafsir, jurnal sebagai sumber sekundernya. Adapun karya terdahulu yang relevan dengan penelitian ini seperti karya tesis M. Faidul Akbar, dengan judul Interpretasi Edip Yuksel atas Ayat-ayat Eksatologi: Studi atas Tafsir Ayat-ayat al-Qur’an tentang Peristiwa Eksatologis dalam Buku Quran: A Reformist Translation. Hasil penelitian pada tesis ini menghasilkan kesimpulan yakni, Yuksel menunjukan ketidak percayaannya terhadap suatu hal yang mistis dan menggantikan makna dābbah pada Q.S. an-Naml [27]: 82 sebagai suatu hal yang dapat dipahami secara logika yakni komputer, dari pernyataan tersebut corak pemikiran Yuksel terlihat dalam menafsirkan ayat ini sama dengan teori demitologisasi yang dianut oleh Adolf Bultmann, memaknai sesuatu yang bersifat mistis dengan membuat suatu makna yang terlihat realistis, tentu dengan suatu yang berhubungan dengan kata yang dimaksud. Tak hanya itu, faktor utama yang membuatnya dapat menginterpretasikan makna dābbah sebagai komputer, karena dipengaruhi oleh pemikiran gurunya, yakni Rashad Khalifa. Menurutnya, dengan adanya komputer, teori angka 19 akan dapat mudah untuk terpecahkan dan melalui komputer juga teori angka 19 dapat dengan mudah terlegalisir. Oleh karena itu, pemahaman tentang dābbah pada ayat ini sangat berbeda dengan ayat-ayat lain yang membahas mengenai dābbah dalam Quran: A Reformist Translation.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Dābbah; Edip Yuksel; Tafsir Al-Qur’an; Terjemah reformis |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1228 Nonreligious subjects treated in the Al-Quran |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 22 Sep 2025 01:11 |
Last Modified: | 22 Sep 2025 01:18 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/27745 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year