Pandangan dunia Barat yang dikenal sebagai modernitas memiliki dampak negative, dimana agama secara bertahap mulai dikalahkan oleh pandangan dunia Barat. Hal ini menyebabkan kesulitan mental dan intelektual dalam proses pemikiran dan kehidupan sehari-hari umat Islam. Padahal penerapan dan penyelesaian semua masalah dalam Islam sangat bergantung pada tauhid untuk menerapkan Syariah, mewujudkan akhlakul karimah, hingga membangun peradaban islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paradigma tauhid menurut Mutawalli al-Sya’rawi berserta relevansinya terhadap pemikiran kontemporer.
Penelitian ini merupakan penelitian Library Research (kepustakaan) dimana peneliti memanfaatkan metode penelitian ini untuk menjelajahi dan mengidentifikasi data dengan menghimpun beberapa ayat Al-Qur’an yang memiliki pembahasan yang serupa. Kemudian penulis menganalisis data yang telah tersaji dengan menggunakan metode analisis konten dalam penelitian sehingga secara metodis dan obyektif mampu menganalisis isi informasi yang termanifestasi, tertulis, diucapkan, atau dipublikasikan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan perilaku membandingkan diri. Penulis menemukan bahwa tauhid rububiyah menurut penafsiran al-Sya’rawi adalah bahwa Allah SWT hanyalah satu-satunya Dzat yang maha pencipta, yang menciptakan alam dan segala sesuatu di dalamnya, serta Allah memiliki kekuatan dan kendali atas alam dan segala sesuatu di dalamnya. Dalam penafsiran tauhid uluhiyah bahwa hanya kepada Allah lah makhluk-makhluk wajib beribadah. Dan dalam tauhid asma’ wa sifat meski terdapat nama maupun sifat yang serupa dengan Allah, pada aslinya nama dan sifat tersebut tidaklah sama esensinya. Dan juga dapat dikatakan bahwa al-Sya'rawi dalam penafsiran ayat-ayat tauhid tidak mengemukakan makna lahir saja, akan tetapi beliau menjelaskan dengan ayat-ayat yang lain sebagai penguat penafsirannya. Kemudian dalam menghadapi pemikiran kontemporer, tauhid dapat digunakn sebagai paradigma.