Posisi anak dalam Al-Qur’an : tafsir tematik dengan pendekatan psikososial

Nugroho, Fajar Imam (2024) Posisi anak dalam Al-Qur’an : tafsir tematik dengan pendekatan psikososial. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Tesis_2004028025_Fajar_Imam_Nugroho] Text (Tesis_2004028025_Fajar_Imam_Nugroho)
Tesis_2004028025_Fajar_Imam_Nugroho.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Masa digital sekarang ini terjadi peningkatan kasus anak-anak yang mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan bahkan keterlibatan dalam aktivitas kriminal. Dampak negatif tersebut sering dikaitkan dengan konsumsi media sosial yang tidak terkontrol. Problematika pada anak pada umumnya didorong oleh tekanan mental atau batin yang berakibat rusaknya mental anak. Di dalam al-Qur’an permasalahan anak salah satumya dikisahkan melalui kisah Nabi Nuh as yaitu anak posisinya sebagai musuh terhadap orang tuanya.
Penelitian ini mengunakan metode tafsir maudu’i. Penelitian ini merupakan library research yang berpedoman pada penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif analisis. Adapun sumber data primer adalah al-Qur’an yang didukung dengan kitab- kitab tafsir kontemporen yang di anggap relevan seperti tafsir al misbah, tafsir munir, tafsir al maraghi, tafsir al Azhar dan lain- lain. Pendekatan dalam menganalisa yaitu melalui ilmu psikologi dengan teori perkembangan psikososial dengan objek penelitian adalah posisi anak dalam al-Qur’an, bahwasannya anak menempati empat posisi sebagai berikut : Pertama, posisi anak sebagai penyejuk jiwa ( Q.s al-Furqan : 25/ 74). Kedua, posisi anak sebagai perhiasan dunia ( Q.s al-Kahfi : 18/ 46 ). Ketiga, posisi anak sebagai ujian ( Q.s at-Taghabun : 64/ 15). Keempat, posisi anak sebagai musuh (Q.s at-Taghabun : 64/ 14).
Kajian ini menunjukkan bahwa posisi anak dalam al-Qur’an salah satunya menjadikan anak sebagai qurrata a’yun dan menjauhkan anak dari posisinya sebagai aduww ( musuh ). Adapun Sebab – sebab anak menjadi qurrata a’yun adalah orang tua harus cerdas dalam memilih pasangan. Menerima kehadiran anak. Mendidik anak sesuai tahap perkembangannya. Mendoakan anak. Akibat anak dididik dengan baik dan benar adalah anak memiliki sifat alim. Anak meiliki sifat santun. Anak menjadi pribadi yang taat dan bersyukur. Anak selalu mendoakan orang tuanya. Sebaliknya anak yang kurang menjalin komunikasi dengan baik dengan orang tua dan tidak dididik dengan nilai nilai al-Qur’an anak akan menjadi aduww ( musuh ) berkepriadian buruk dan merugikan dirinya sendiri, orang tua bahkan masyarakat.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Tafsir tematik; Posisi anak; Psikososial; Tafsir Al-Quran
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 22 Sep 2025 02:36
Last Modified: 22 Sep 2025 02:36
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/27761

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics