Jual beli merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang biasa dilakukan oleh manusia sebagai sarana komunikasi. Dalam jual beli tidak lepas dari sistem penawaran para pedagang. Unit Pelaksana Tekhnik Dinas (UPTD) pasar wilayah Johar merupakan salah satu dari enam UPTD Dinas pasar pemerintah Kota Semarang. Wilayah pasar Johar terbagi menjadi enam, yaitu; Johar Utara, Johar Tengah, Johar Selatan, Yaik Permai, Yaik Baru, dan Kanjengan/ Pungkuran. Pedagang konveksi di pasar Johar lebih mendominasi wilayah Johar Utara, Johar Tengah, Yaik Permai, dan Yaik Baru. Perilaku pedagang konveksi di pasar Johar yang mayoritas muslim sering melakukan penawaran barang dagangannya kepada para pembeli dengan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kualitas barang. Selain itu para pedagang konveksi juga melakukan penawaran harga yang cukup tinggi kepada pembeli. Dari permasalahan di atas maka penelitian ini membahas pada bagaimana sistem penawaran yang dilakukan oleh pedagang konveksi dan bagaimana pula tinjauan hukum Islam terhadap sistem penawaran yang dilakukan pedagang konveksi di pasar Johar?
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data penelitian ini dengan metode observasi dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif analisis yaitu berhubungan dengan sistem penawaran dan menganalisisnya dengan hukum Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penawaran yang dilakukan pedagang konveksi di pasar Johar Semarang tidak boleh menurut hukum Islam, Karena para pedagang konveksi melanggar etika jual beli yang telah dijelaskan dalam Islam. Yaitu adanya unsur ketidakjujuran pedagang dalam menawarkan barang dagangannya. Dalam Islam dijelaskan, bahwa setiap kegiatan jual beli hendaklah sesuai etika dan norma jual beli seperti jujur, bertanggungjawab, amanah, toleransi dan memenuhi akad sesuai yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.