Tujuan penelitian ini adalah untuk 1). Mengetahui fungsi informatif faḍa̅il al-Qur’a̅n di kitab At-Tibyān fī Ādābi Ḥamalat Al- Qur’ān karya Imam an-Nawawi 2). Mengetahui fungsi performatif faḍa̅il al-Qur’a̅n di kitab At-Tibyān fī Ādābi Ḥamalat Al- Qur’ān karya Imam an-Nawawi. Kegunaan penelitian ini sebagai upaya mengungkap sedikit-banyak pola interaksi antara al-Qur’an dengan umat muslim pada abad pertengahan islam, khususnya yang ada dalam kitab At-Tibyān. Dengan harapan dari penelitian ini banyak data dan pemahaman baru yang terungkap.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitik. Pendekatan deskriptif-analitik berusaha menginterpretasikan data dengan cara menganalisis data secara detil lalu mendeskripsikanya. Penelitian ini berbasis penelitian pustaka (Library Research). Sumber primer penelitian ini adalah kitab At-Tibyān Fī Ādābi Ḥamalat Al- Qur’ān. Sementara untuk mengetahui fungsi riwayat faḍa̅il Al-Qur’a̅n dalam kitab at-Tibyān akan digunakan teori fungsi dasar al-Qur’an dari Sam D. Gill sebagai pisau analisis. Gill membagi interaksi suatu masyarakat terhadap kitab sucinya ke dalam dua fungsi, yaitu fungsi performatif dan informatif. Dalam fungsi informatif, kitab suci dibaca dan difahami maknanya sebagaimana teks yang ada. Sementara fungsi performatif ialah kitab suci diperlakukan oleh masyarakat dengan mengesampingkan isi dari teks kitab suci itu sendiri.
Hasil penelitian ini mengungkapkan terdapat 10 informasi tentang faḍa̅il Al-Qur’a̅n dalam kitab at-Tibyān yang diinterpretasi secara informatif dan 4 informasi tentang faḍa̅il Al-Qur’a̅n dalam kitab at-Tibyān yang diinterpretasi secara informatif-performatif. Fungsi informatif faḍa̅il Al-Qur’a̅n dalam kitab at-Tibyān terbagi menjadi dua interpretasi. Pertama, memberikan informasi-informasi tentang keutamaan al-Qur’an dan balasan yang didapatkan, misal membaca satu ḥarf ayat al-Qur’an sama dengan sepuluh kali kebaikan; keutamaan orang yang menyibukkan diri membaca al-Qur’an. Kedua, informasi faḍa̅il Al-Qur’a̅n dijadikan landasan atau sumber rujukan pengambilan hukum (fiqh al-Hadīṡ), misal senantiasa membaca al-Qur’an di malam hari hukumnya mustaḥabb, anjuran untuk mengkhatamkan al-Qur’an pada waktu malam hari. Sementara fungsi performatif faḍa̅il Al-Qur’a̅n dalam kitab at-Tibyān adalah munculnya praktik baru yang meluas dari praktik sebelumnya, misal praktik wirid sebelum tidur yakni membaca ayat kursi, mu’awwizatain dan dua ayat terakhir surat al-baqarah; praktik membaca surat al-Fatihah saat menjenguk orang sakit. Dari poin-poin di atas bisa dipahami faḍa̅il Al-Qur’a̅n dalam kitab at-Tibyān masih didominasi fungsi informatif. Faḍa̅il al-Qur’a̅n dalam kitab at-Tibyān masih seputar transmisi informasi dan tidak memunculkan interpretasi yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya.