Kesejahteraan rumah tangga tentu diinginkan oleh setiap keluarga, akan tetapi untuk mendapatkan rumah tangga yang sejahtera, bahagia, rukun, damai dan utuh tidak menutup kemungkinan dengan diikutinya perekonomian rumah tangga yang berkecukupan karena terkadang masalah perekonomian juga menjadi salah satu pemicu kurangnya keharmonisan dalam rumah tangga atau malah sebaliknya. Faktor inilah yang mendorong para perempuan untuk menjadi penyambung nafkah dalam keluarga dan ikut berperan dalam ranah publik, seperti yang dilakukan oleh para pegawai perempuan Bapenda Kabupaten Kendal.
Permasalahanya adalah bagaimana pembagian peran dan tanggungjawab rumah tangga pada perempuan bekerja dalam perspektif mubadalah, khususnya di Bapenda Kabupaten Kendal?
Penelitian ini merupakan penelitian empiris/lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif konseptual dan kasus yang dilakukan di Bapenda Kabupaten Kendal. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis.
Penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, terdapat dua pola pembagian peran dan tanggungjawab rumah tangga pada perempuan yang bekerja di Bapenda Kabupaten Kendal, yaitu pembagian pekerjaan domestik yang lebih berat kepada istri dan pembagian pekerjaan yang seimbang di mana suami istri sama-sama melakukan pekerjaan domestik. Kedua, pembagian peran dan tanggungjawab rumah tangga pada perempuan yang bekerja di Bapenda Kabupaten Kendal secara umum belum menerapkan lima pilar muba>dalah, yaitu mitsaqan ghalizhan (komitmen), zawa>j (berpasangan), mu’a>syarah bil ma’ru>f (saling memperlakukan dengan baik), musyawarah, dan antharadhin (saling memberi kenyamanan dan kerelaan bersama).