Fenomena otoritarian terhadap wacana jilbab : perspektif hermeneutika Khaled M Abou el-Fadl

Nabila, Kurnia Intan (2024) Fenomena otoritarian terhadap wacana jilbab : perspektif hermeneutika Khaled M Abou el-Fadl. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Tesis_2104028004_Kurnia_Intan_Nabila] Text (Tesis_2104028004_Kurnia_Intan_Nabila)
Tesis_2104028004_Kurnia_Intan_Nabila.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Jilbab dan dinamika yang meliputinya selalu menjadi bagian dari fenomena agama yang berkembang. Pertarungan wacana didasari atas faktor yang beragam, baik dari sisi ideologis- normatif, perdebatan identitas berdasar historisitas hingga urusan komersialisasi ekonomi. Seseorang secara tidak terikat berhak menentukan apa dan bagaimana berpakaian untuk mengelola informasi tentang identitasnya, namun lambat laun hingga kini, jilbab masih dikategorikan sebagai simbol religiusitas, integritas moral dan ketaatan dalam beragama. Fenomena jilbab di Indonesia menyajikan berbagai nuansa otoritarianisme. Pembekuan makna teks pada penafsiran QS. Al- Ahzab ayat 59 dan an- Nur ayat 31 diliputi nuansa otoriter oleh para pelaku interpretasi melalui pengaruh media sosial, artikel dan kitab serta kebijakan politik sehingga berdampak pada situasi masyarakat yang mudah menyalahkan, menghina, victim blaming kepada mereka yang berbeda pandangan dalam hal penggunaan jilbab. Penelitian ini mengacu pada pendekatan deskriptif analisis dengan metode library research atau penelitian kepustakaan, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik metodologi yaitu menelusuri sumber yang bersifat kepustakaan media online maupun cetak, buku-buku, peraturan perundang-undangan serta artikel pendukung. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis isi (content analysis). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis corak otoritatif dan otoritarianisme dalam wacana jilbab dan bagaimana interpretasi dinamis atas jilbab dalam hermeneutika Khaled Abou al Fadl. Hasil penelitian ini menunjukkan pemaknaan otoritatif yang cenderung terdapat pada pemaknaan para mufassir dan para tokoh pemikir kontemporer dengan menyadari adanya peristiwa makna yang terjadi dalam perjalanan sebuah teks. Sebaliknya, unsur otoritaran cenderung ditemukan di beberapa penceramah dan berbagai konten Islami yang tidak jarang didasari dengan unsur emosional, agitatif, logika yang tidak bisa dinalar dan cenderung retorik. Melalui interpretasi dinamis dan counterfactual Khaled dapat disimpulkan bahwa esensi jilbab dalam Islam adalah menjaga kehormatan seorang muslimah serta solusi fungsional yang kontekstual.

ABSTRACT:
The hijab and the dynamics that encompass it have always been part of a growing religious phenomenon. Discourse battles are based on various factors, both from the ideological-normative side, identity debates based on historicity to economic commercialization affairs. A person is unbound to determine what and how to dress to manage information about his identity, but gradually until now, the hijab is still categorized as a symbol of religiosity, moral integrity and religious observance. The hijab phenomenon in Indonesia presents various nuances of authoritarianism. Freezing the meaning of the text in the interpretation of QS. Al-Ahzab verse 59 and an-Nur verse 31 are covered with authoritarian nuances by the perpetrators of interpretation through the influence of social media, articles and books and political policies so that it has an impact on the situation of people who easily blame, insult, victim blaming to those who have different views in terms of wearing hijab. This research refers to a descriptive approach of analysis with library research methods or literature research, while data collection is carried out with methodological techniques, namely tracing sources that are online and print media literature, books, laws and regulations and supporting articles. The data analysis technique uses content analysis. This study aims to analyze authoritative and authoritarianism patterns in hijab discourse and how dynamic interpretations of hijab in Khaled Abou al Fadl's hermeneutics. The results of this study show the authoritative meaning that tends to be found in the meaning of contemporary interpreters and thinkers by realizing the existence of meaningful events that occur in the course of a text. Conversely, authoritarianism tends to be found in some lecturers and various Islamic content which is often based on emotional, agitative, logic that cannot be reasoned and tends to be rhetorical. Through Khaled's dynamic and counterfactual interpretation, it can be concluded that the essence of hijab in Islam is to preserve the honor of a Muslim woman as well as a contextual functional solution.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Agama; Jilbab; Otoritarian; Toleransi; Hermeneutika; Khaled M Abou el-Fadl
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 22 Sep 2025 03:35
Last Modified: 22 Sep 2025 03:35
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/27776

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics