Manusia disebut sebagai makhluk social karena terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Dalam melakukan interaksi sering terjadi perbedaan pendapat, hal ini adalah wajar asalkan tidak menjerumus kepada permusuhan bahkan pertentangan. Namun ketika perbedaan pendapat telah muncul dan menjadi sebuah konflik maka diperlukan adanya tindakan menuju perdamaian. Syaikh Sya’rowi dalam Kitab Tafsir Al-Sya’rowi menawarkan sebuah konsep untuk meresolusi sebuah konflik yaitu dengan iṣlāh. Penafsiran terhadap kata iṣlāh memiliki dua makna yaitu perdamaian dan perbaikan, tergantung pada konteks yang dibicarakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep iṣlāh yang ada dalam Tafsir Al-Sya’rowi dalam penerapannya dalam kehidupan. Pendekatan yang digunakan adalah teori resolusi konflik Johan Galtung yang menganalisis konflik dengan segitiga konflik yaitu attitude, behavior, dan contradiction serta menggunakan DPT yaitu diagnose, prognose dan therapy. Teori yang ditawarkan oleh Galtung akan memberikan gambaran mengenai tahapan terjadinya konflik dan penyelesaiannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Dari penelitian ini dihasilkan bahwa konsep iṣlāh dalam penafsiran Syaikh Al-Sya’rowi senada dengan Teori Johan Galtung dalam tahapan DPT dengan menggunakan pendekatan dalam melakukan resolusi konflik yaitu peacekeeping, peacemaking, peacebuilding. Konsep iṣlāh ini diambil dari ayat al-Qur’an yang membahas mengenai iṣlāh dalam arti perdamaian social yaitu Surat al-Baqoroh ayat 224, Surat An-Nisa ayat 114, Surat Al-Anfal ayat 1, Surat Al-Hujurat ayat 9 dan 10. Dalam penelitian ini Syaikh Sya’rowi inkonsisten dalam menafsirkan iṣlāh. Kendati demikian konsep yang ditawarkan ini lebih komprehensif dan dapat diaplikasikan karena dilakukan bertahap seperti pendekatan yang dilakukan oleh Galtung.

ABSTRACT:
Humans as social creatures, they have an urge to relate or interact with others. In interacting there are often differences of opinion, this is natural as long as it does not lead to hostility and even opposition. But when differences of opinion have arisen and become a conflict, action towards peace is needed. Shaykh Sha'rowi in his Tafsir Al-Sha'rowi offers a concept to lead to peace with iṣlāh. The interpretation of the word iṣlāh has two meanings: peace and improvement, depending on the context in question. The purpose of this study is to find out how the concept of iṣlāh exists in Tafsir Al-Sha'rowi. The approach used is Johan Galtung's conflict resolution theory which analyzes conflicts with conflict triangles, namely attitude, behavior, and contradiction and uses DPT, namely diagnosis, prognose and therapy. The theory offered by Galtung will provide an overview of the stages of conflict from the time of the emergence of disputes, the occurrence of conflicts to peace. The method used is descriptive qualitative with the type of library research. From this research, we found that iṣlāh Syaikh Al-Sya’rowi is suitable with Johan Galtung approach, names peacekeeping, peacemaking and peacebuilding . Concepts of iṣlāh are taken from Qur'anic verses that discuss iṣlāh in the context of social peace, namely Surah al-Baqoroh verse 224, Surah An-Nisa verse 114, Surah Al-Anfal verse 1, Surah Al-Hujurat verses 9 and 10. The conclusion in this study is Shaykh Sha'rowi is inconsistent in interpreting iṣlāh. Nevertheless, the concept offered by Syaykh Sya’rowi is more comprehensive and can be applied because it is carried out gradually like the approach taken by Galtung.