ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya perkawinan anak yang terjadi di Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, yang tidak sesuai dengan syarat usia perkawinan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Hal ini terlihat dari jumlah permohonan dispensasi perkawinan sebanyak 40 kasus di Kecamatan Mayong pada tahun 2023. Peran penyuluh KUA Kecamatan Mayong berperan penting dalam pencegahan perkawinan anak sehingga diharapkan angka perkawinan anak dapat menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat perkawinan anak di Kecamatan Mayong tahun 2023 dan untuk mengetahui bagaimana peran penyuluh KUA Kecamatan Mayong dalam pencegahan perkawinan anak tahun 2023.
Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian non-doktrinal atau empiris dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris dimana terdapat data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian yaitu penyuluh Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Mayong. Data sekunder adalah data yang peneliti terima tidak langsung dari subjek penelitian, melainkan diperoleh dari orang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perkawinan anak disebabkan karena hamil diluar nikah (married by accident), faktor ekonomi, faktor pendidikan dan faktor keinginan sendiri. Kegiatan penyuluh dalam pencegahan perkawinan anak tidak dibatasi dengan kegiatan rutin dari KUA, tetapi dimunculkan juga inovasi yang dilakukan oleh penyuluh KUA seperti melakukan berbagai sosialisasi dan pendampingan dengan melibatkan berbagai stakeholders mulai dari elemen masyarakat, instansi pemerintah baik tingkat kecamatan maupun desa, hingga lembaga pendidikan. Sehingga peran penyuluh KUA Kecamatan Mayong menjadi nyata dalam melakukan pencegahan perkawinan anak.