Begawan politik : pergulatan politik kiai dalam misi keumatan

Mahfudz, Rofiq (2023) Begawan politik : pergulatan politik kiai dalam misi keumatan. Cetakan 1 ed. Lawwana, Semarang. ISBN 978-623-5514-64-2

[thumbnail of Ebook_Rofiq Mahfudz_Begawan Politik : Pergulatan Politik Kiai dalam Misi Keumatan] Text (Ebook_Rofiq Mahfudz_Begawan Politik : Pergulatan Politik Kiai dalam Misi Keumatan)
Ebook_Rofiq Mahfudz_Begawan Politik Pergulatan Politik Kiai dalam Misi Keumatan.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (7MB)

Abstract

Di tangan para kiai politik, politik merupakan medan dakwah untuk memperbaiki nasib umat. Bagaimana rakyat secara merata mendapatkan haknya untuk belajar, berpenghidupan yang layak, dapat menjalankan ajaran agamanya dengan leluasa, dan menjadi manusia yang bermartabat. Dalam konteks ini, kaum santri di Indonesia sungguh beruntung karena menemukan pembelajaran dan keteladanan dari pada para kiai politik. Cukup banyak kiai yang terjun dan berkhidmah di dunia politik. KH. Abdurrahman Wahid (7 September 1940- 30 Desember 2009) adalah salah satunya. Dari Gus Dur kita belajar bagaimana berpolitik secara bermartabat dan adiluhung. Gus Dur pernah dikhianati oleh temannya sendiri, tetapi tidak membalasnya. Gus Dur mengajarkan kepada kita, di atas politik ada persaudaraan yang harus dijaga. Dari Gus Dur, kita diajak untuk membela yang lemah dan minoritas. Masih banyak lagi teladan politik yang bisa digali, baik dari pemikiran maupun praktik politik dari Gus Dur. Di kota kecil yang berada di ujung timur Provinsi Jawa Tengah, kita menemukan oase teladan politik yang menyegarkan. Nama kota ini Rembang, melahirkan banyak sekali kiai politisi yang layak ditimbang. Dua diantaranya adalah KH. Maimoen Zubair (28 Oktober 1928-6 Agustus 2019) dan KH. Mohammad Cholil Bisri (12 Agustus 1942-23 Agustus 2004). Mbah Mun dan Mbah Cholil masih bersaudara. Meski secara usia lebih sepuh, Mbah Mun memanggil Lek kepada Mbah Cholil. Mbah Mun tinggal di Sarang (Rembang Timur), Mbah Cholil tingga di Leteh (Rembang Kota/ Barat). Keduanya kiai-politisi kaliber nasional. Pernah aktif dalam satu partai, tetapi kemudian berpisah karena situasi dan kondisi. Mbah Mun, sampai akhir hayat masih di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sementara Mbah Cholil mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski beda partai, keduanya bersaudara dalam pengertian yang sesungguhnya. Momentum haul menjadi momentum yang gayeng bagi kedua keluarga. Mbah Mun pasti hadir dan memberi tausiyah pada acara haul keluarga Leteh. Di sela mengisi pengajian, Mbah Mun menyelipkan guyonan yang menyerempet isu-isu politik membuat mustami‘in ikut gergeran.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: KH. Mohammad Cholil Bisri; Gus Dur; Politik; Kiai
Subjects: 300 Social sciences > 350 Public administration
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 67201 - Ilmu Politik
Depositing User: Fahrurozi Fahrurozi
Date Deposited: 23 Sep 2025 04:30
Last Modified: 23 Sep 2025 04:30
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/27808

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics