Penebangan liar sangatlah berdampak buruk bagi semuanya, termasuk kerusakan lingkungan hutan yang berdampak pada flora dan fauna yang ada di kawasan hutan, bahkan seperti kerusakan tidak sengaja seperti halnya kebakaran hutan yang tiap tahun pada musim kemarau. Hal semacam itulah yang menambah luasnya kerusakan hutan yang entah kapan dapat dilakukan reboisasi baik oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar hutan yang terdampak. Tidak hanya kebakaran saja akan tetapi adanya penebangan liar juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kelompok maupun perorangan. Permasalahan yang hendak dicari jawabannya dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Sanksi Tindak Pidana Penebangan Liar Dilakukan Oleh Perseorangan Yang Bertempat Tinggal di Sekitar Kawasan Hutan (Illegal Logging) yang terjadi di Perhutani KPH Gundih Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan? 2. Bagaimana Sanksi Tindak Pidana Penebangan Liar Dilakukan Oleh Perseorangan Yang Bertempat Tinggal di Sekitar Kawasan Hutan (Illegal logging) di Perhutani KPH Gundih Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dalam perspektif Hukum Pidana Islam dan Hukum Positif?
Jenis penelitian yang penulis gunakan dengan metode yuridis empiris. Hasil sumber data yang telah diperoleh baik dari sumber primer maupun sekunder, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis data analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah: 1. Sanksi yang dijatuhkan oleh pengadilan negeri purwodadi sudah sesuai dengan apa yang termuat di dalam ketentuan Pasal 82 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, yaitu menjatuhkan hukuman kepada para terdakwa dengan pidana penjara masing-masing selama 5 (lima) bulan dan denda sejumlah Rp. 1. 000.000,00 (Satu juta rupiah). Dengan dijatuhkannya sanksi baik berupa pidana pokok maupun pidana tambahan, bertujuan agar memberikan efek jera terhadap pelaku tindak pidana penebangan liar (illegal logging). 2. Sanksi tindak pidana penebangan liar dilakukan oleh perorangan yang bertempat tinggal di kawasan hutan menurut hukum pidana Islam penulis berpendapat bahwa terdakwa dapat dikenakan hukuman yang bisa dikategorikan menjadi 2 bagian. Pertama, perbuatan menebang pohon secara tidak sah illegal logging dapat dikenai hukuman ta’zir, karena bentuk tindak pidana illegal logging belum terdapat di dalam nash. Kedua, berdasarkan konteks penebangan liar illegal logging merupakan sebuah perbuatan yang merugikan banyak pihak dan dapat menimbulkan kerusakan di muka bumi. Perbuatan ini berupa perusakan lingkungan terkhususnya hutan dan juga berdampak terhadap ekosistem yang ada di sekitarnya. Hal tersebut jika dilihat dari hukum Islam dapat dikenai hukuman yang berlaku juga pada jarimah hirabah. Sesuai dengan ketentuan dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 33, maka pelaku tindak pidana penebangan liar tersebut dapat dijatuhi hukuman berupa hukuman mati, disalib, hukuman potong tangan dan kaki secara silang, serta hukuman pengasingan. Kemudian dalam hukum positif terdakwa dapat dijatuhkan hukuman sesuai dengan ketentuan Pasal 82 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan.