Pertanggungjawaban pidana terhadap pembelaan terpaksa yang melampaui batas pada tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal perspektif hukum pidana Indonesia dan hukum pidana Islam : studi kasus putusan nomor 41/Pid.B/2019/Pn.Rno

Ega Elfreda, Mahsa (2024) Pertanggungjawaban pidana terhadap pembelaan terpaksa yang melampaui batas pada tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal perspektif hukum pidana Indonesia dan hukum pidana Islam : studi kasus putusan nomor 41/Pid.B/2019/Pn.Rno. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_2002026046_MAHSA_EGA_ELFREDA] Text (SKRIPSI_2002026046_MAHSA_EGA_ELFREDA)
2002026046_MAHSA EGA ELFREDA_FULL SKRIPSI - 046 - Mahsa Ega.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (5MB)

Abstract

Tindak Pidana menurut Moeljatno (penganut aliran dualistis) memberi definisi tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang dan diancam degan pidana. Untuk adanya perbuatan pidana harus memenuhi unsur-unsur: (1) perbuatan; (2) yang memenuhi rumusan undang-undang; (3) bersifat melawan hukum. Selain unsur tersebut, seseorang dapat dipidana apabila memiliki pertanggungjawaban pidana, unsurnya yaitu: (1) kemampuan bertanggung jawab; (2) kesalahan; (3) tidak ada alasan pemaaf. Terdakwa telah melakukan penganiyaan yang menyebabkan Korban hingga meninggal. Terdakwa melakukan hal tersebut karena melihat Anaknya yang berumur 10 tahun disetubuhi oleh Korban. Jaksa menuntut Terdakwa dengan Pasal 351 Ayat (3) KUHP. Perbuatan Terdakwa memenuhi unsur pasal tersebut, namun Majelis Hakim PN Rote Ndao memvonis Terdakwa dengan putusan lepas. Majelis Hakim beralasan bahwa perbuatan Terdakwa memiliki alasan pemaaf, yaitu pembelaan terpaksa yang melampaui batas (noodweer exces), yang diatur dalam Pasal 49 Ayat (2) KUHP.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif atau penelitian pustaka (library research). Sumber data berasal dari data sekunder. Metode penelitian yang digunakan yaitu dokumentasi, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis menggunakan deskriptif analisis.
Hasil yang ditemukan bahwa perbuatan terdakwa dapat dimaafkan dan dapat lepas dari tuntutan Hukum, karena terdakwa mengalami keguncangan jiwa yang hebat (noodweer excess) dikarenakan melindungi jiwa maupun kehormatan anaknya dari korban. Temuan selanjutnya Hukum Pidana Islam memandang pembelaan yang dilakukan terdakwa dalam melindungi jiwa maupun kehormatan disebut pembelaan yang sah (daf’u as-sail) dan perbuatan pembelaan itu diperbolehkan (asbab al-ibahah). Pembelaan yang dilakukan oleh terdakwa selaras dengan maqashid syari’ah (hifdzun al-nafs) dan (hifdzun al-irdd)

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Petanggungjawaban pidana; Hukum pidana Indonesia; Hukum pidana Islam; Pembelaan terpaksa; Penganiayaan; Putusan pengadilan
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law > 345 Criminal law
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74231 - Hukum Pidana Islam
Depositing User: Wati Rimayanti
Date Deposited: 06 Nov 2025 08:52
Last Modified: 06 Nov 2025 08:52
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/27823

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics