Berdasarkan Putusan MK Nomor 18/PPU-XVII/2019 perusahaan pembiayaan atau kreditur tidak boleh melakukan eksekusi secara sepihak dan melakukan penagihan menggunakan kekerasan, namun pada praktiknya kreditur melalui Debt Collector sering kali menggunakan kekerasan pada saat melakukan penagihan. Penelitian ini menganalisis pandangan kriminologi dan hukum pidana Islam terhadap kekerasan yang dilakukan oleh Debt Collector pada saat melakukan penagihan kredit macet kendaraan.
Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris, selain data bersumber dari kepustakaan data juga diperoleh dari informan, kemudian data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teori anomie, teori kontrol sosial, teori hukum pidana Islam, lalu data-data tersebut disajikan menggunakan metode deskriptif analitik.
Hasil penelitian mengenai analisis kriminologi tindak pidana kekerasan yang dilakukan Debt Collector dengan menggunakan teori anomie, teori anomie menjelaskan kekerasan terjadi akibat tidak terwujudnya tujuan dan keinginan dari seseorang, maka dari itu ia menggunakan cara-cara yang tidak benar. Teori kontrol sosial menyatakan, kekerasan terjadi karena kurangnya pengawasan terhadap Perusahaan pembiayaan, Perusahaan kurang mengawasi kinerja Debt Collector sehingga mereka sewenang-wenang dalam melakukan penagihan. Dalam Hukum pidana Islam, jari>mah pelukaan dapat dikenai hukuman qis}a>s} maupaun diyat, namun dilihat terlebih dahulu lukanya, apakah memenuhi untuk di qis}a>s} atau diyat.