Pertanggungjawaban anak di bawah umur dalam konteks hukum pidana merupakan isu yang mendalam dan kompleks. Anak-anak di bawah umur sering kali terlibat dalam perilaku kriminal, baik sebagai pelaku maupun korban, dan sistem hukum harus memiliki pendekatan yang tepat untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan mereka. Hukum pidana positif, yang didasarkan pada peraturan-peraturan hukum yang terbentuk secara positif oleh negara, sedangkan hukum pidana Islam, didasari dengan prinsip-prinsip syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendekatan hukum pidana positif dan hukum pidana Islam terhadap pertanggungjawaban anak di bawah umur.
Jenis penelitian kepustakaan (library research), proses penelitian didukung melalui penelitian dokumentasi dan kepustakaan. Dilakukan juga analisis data guna membangun teori-teori yang siap diuji kembali kebenarannya yang mengacu pada pendekatan normatif. Setelah proses deskripsi selesai, kemudian dilakukan proses penyimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan pendekatan antara sistem hukum pidana positif dan hukum pidana Islam terkait pertanggungjawaban pidana anak di bawah umur. Hukum pidana positif mengutamakan faktor usia, pemahaman, dan kapasitas mental, sedangkan hukum pidana Islam mempertimbangkan aspek moral dan spiritual. Hukum pidana positif ditentukan oleh kematangan dan pemahaman individu, sementara hukum pidana Islam cenderung mempertimbangkan kematangan moral dan spiritual, terutama dengan konsep usia baligh.