Ekonomi kreatif pada era digitalisasi ini memiliki peluang yang kurang menguntungkan, perlu mendapat perhatian lebih terutama pada era digitalisasi sekarang, pelaku usaha yang bersifat digitalisasi (online shop) memiliki kemudahan pada sektor barang asing yang tinggi dibandingkan para pelaku ekonomi kreatif (local/pasar) yang bersifat offline. Sehingga sebagai pengadopsi pelaku offline shop ekonomi kreatif (local/pasar) mengalami perbedaan yang signifikan antara keduanya. Sebagai penghasil ekonomi kreatif tertinggi tingkat nasional, jawa barat memiliki daya tarik tersendiri dalam bidang ekonomi kreatif sehingga diperlukanlah wadah bagi para pelaku usaha untuk bisa memasarkan barang maupun karya. Pasar kreatif merupakan solusi bagi sektor ekonomi kreatif yang dikombinasikan dengan unsur lokalitas jawa barat. Perancangan ini dilakukan berdasarkan sisi arsitektural maupun non-arsitektural untuk bisa diterapkan pada perancangan pasar kreatif tersebut.

ABSTRACT:
The creative economy in this digitalization era has less opportunities, it needs more attention, especially in the current digitalization era, digitalized business actors (online shops) have high convenience in the foreign goods sector compared to creative economy actors (local / market) who are offline. So that as an adopter of offline shop actors, the creative economy (local / market) experiences significant differences between the two. As the highest producer of creative economy at the national level, West Java has its own charm in the field of creative economy so that a forum is needed for business actors to be able to market goods and works. The creative market is a solution for the creative economy sector combined with elements of the locality of West Java. This design is carried out based on architectural and non-architectural sides to be applied to the design of the creative market.