Skripsi ini menelaah bagaimana penafsiran Al-Amanah. Penulis memfokuskan pada Al-Amanah Dalam Al-Quran dan Bagaimana Implementasinya Dalam Perilaku Manusia (Studi Penafsiran QS. An-Nisa': 58 Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah).
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan sumber kepustakaan (Library Research), sumber kajian ini berupa sumber primer dan sekunder. Data primer berasal dari Tafsir Al- Misbah dalam QS. Al-Ahzab ayat 72, An-Nisa’ Ayat 58, Al- Mukminun Ayat 8, sedangkan data sekunder berasal dari karya-karya yang berhubungan dengan tema penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Amanah adalah kepercayaan yang diberikan oleh Allah SWT. Atau makhluk lain untuk dilaksanakan oleh orang yang diberi amanah, baik dari kalangan malaikat, jin dan manusia, atau bahkan alam semesta. Namun karena amanah sangat berat dilaksanakan dan dijaga sehingga harus diberikan kepada orang yang profesional di bidang tersebut. Amanah dilihat dari segi objek yang mendapatkan amanah, dapat diklasifikasi dalam beberapa bagian, yaitu amanah bagi para nabi dan hal tersebut yang paling banyak disebutkan dalam al- Qur’an karena amanah merupakan sifat wajib bagi para rasul, amanah bagi malaikat, khususnya pembawa wahyu yaitu Jibril as, amanah bagi jin yang hidup pada masa Nabi Sulaiman, amanah bagi manusia secara umum dalam melaksanakan hal-hal yang terkait dengan kewajiban kepada Allah SWT, sesama manusia dan kepada dirinya sendiri, bahkan ada amanah yang diberikan kepada wilayah/kampung yaitu kota Mekah. Implementasi Amanah dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu amanah dalam bentuk pekerjaan yang mencakup semua bentuk pekerjaan yang dipercayakan kepada seseorang, baik dari Allah SWT maupun dari sesama manusia, dan amanah dalam bentuk hukum yang sebenarnya juga merupakan pekerjaan, akan tetapi khusus disebutkan karena menjadi asas pemerintahan yang islami. Implementasi ini merupakan bentuk perintah al-Qur’an terhadap amanah terlihat dari perintah Allah SWT kepada manusia untuk menunaikan amanah tersebut. Perintah tersebut menggunakan fi’il amr, fi’il mudari’ dan isim yang menunjukkan betapa amanah tersebut harus dijaga dan dilaksanakan, bahkan al-Qur’an tidak cukup sekedar memrintahkan akan tetapi juga melarang khianat terhadap amanah sejajar dengan khianat terhadap Allah dan Rasulnya.