Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan argumentasi ilmiah peserta didik khususnya pada materi hidrolisis garam. Masalah ini terjadi karena guru kurang memiliki panduan untuk mengevaluasi keterampilan argumentasi ilmiah dan penggunaan model pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan model pembelajaran Argument Based Science Inquiry (ABSI) terhadap keterampilan argumentasi ilmiah pada materi hidrolisis garam di kelas XI di SMAN 4 Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan desain nonequivalent control group design. Teknik pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling, sampel yang digunakan, yaitu kelas eksperimen kelas XI Tesla 2 (MIPA 6) dan kelas kontrol kelas Pasteur (MIPA 9). Teknik pengumpulan data menggunakan tes, non tes berupa wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum perlakuan, kedua kelas memiliki tingkat keterampilan argumentasi yang hampir setara. Namun, setelah perlakuan, kelas eksperimen yang menerapkan model ABSI mengalami peningkatan keterampilan argumentasi ilmiah yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Analisis uji-t menunjukkan signifikansi sebesar 0,000, menegaskan bahwa penerapan model pembelajaran ABSI efektif terhadap keterampilan argumentasi ilmiah peserta didik. Adapun rata-rata hasil keterampilan argumentasi ilmiah pada kelas eksperimen adalah 82,86 dan 63,44 untuk kelas kontrol. Hasil uji effect size menunjukkan nilai sebesar 2,037 yang artinya penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran ABSI memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan argumentasi ilmiah pada materi hidrolisis garam.