Penelitian ini bertitik tolak dari kerangka berfikir bahwa sering kita jumpai pada dekade ini banyak diantaranya Pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran, dan pengelolaan lingkungan yang kurang beraturan membuat segala unsur harmoni dan sesuatu yang tumbuh alami berubah menjadi kacau dan berakhir menjadi bencana. Padahal Manusia merupakan bentuk penciptaan Allah Swt yang paling sempurna, karena kesempurnaan akal itu Allah Swt mengamanahkan kepada manusia untuk menjadi khalifah Allah (pemimpin) diatas muka bumi, dan pemimpin diantara makhluk-makhluk yang lainny. Mengenai hal tersebut penulis tertarik mengkaji menggunakan pendekatan tafsir ekologi yang mana merupakaan termasuk kategori tafsir interdisipliner, praktis, dan tematik.
Tujuan penelitian ini yaitu mengimplementasikan paradigma tafsir ekologi terhadap problematka ekologi sehingga berperan dan ikut serta melestarikan lingkungan yang berkelanjutan
Penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dengan sumber data kajian kepustakaan (library research) menggunakan analisis keilmuan berbasi ekologi sebagai kerangka berfikir dan dengan landasan yang berpihak terhadap masalah ekologi yang dihasilkan melalui penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an melalui penerapkan metode penafsiran tematik.
Hasil penelitian ini adalah Tafsir ekologi diartikan sebuah kerangka penafsiran yang dilakukan dengan objek penafsiran berupa ayat-ayat Al- Qur’an yang terkait dengan tema ekologi, dengan menggunakan analisa keilmuan berbasis ekologi, serta terdapat nuansa keberpihakan terhadap permasalah lingkungan hidup. Implementasi tafsir ekoogi terhadap problemtikan lingkungan terdapat beberapa prinsip yang ditawarkan oleh ilmuan muslim sehingga guna tercapai tujuan yaitu merawat kelima unsur penting yang harus dijaga, yang disebut sebagai aḍ-ḍarūriyāt al-khamsa, yaitu agama, jiwa, keturunan, akal, dan harta. Kelima tujuan ini merupakan landasan penetapan syariat Islam (maqāṣid asyari‘ah). Keberlanjutan lingkungan menjadi faktor kunci untuk mencapai pemenuhan aḍ- ḍarūriyāt al-khamsa. Dengan demikian, menjaga kelestarian lingkungan menjadi prasyarat esensial untuk mencapai tujuan-tujuan (maqāṣid) dalam syariat Islam.