Perbedaan makna lafaz al-insan dan al-basyar : kajian teori anti sinonimitas Bintu Syati’
Fitriyah, Lailatul (2024) Perbedaan makna lafaz al-insan dan al-basyar : kajian teori anti sinonimitas Bintu Syati’. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
![[thumbnail of Skripsi_1904026076_Lailatul_Fitriyah]](https://eprints.walisongo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Skripsi_1904026076_Lailatul_Fitriyah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Al-Qur’an adalah risalah samawi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., kedudukannya lebih tinggi dibandingkan mukjizat para nabi terdahulu. Sifat mukjizat al-Qur’an tidak hanya menyentuh jasad dari audiens bahkan sampai meresap ke dalam sukmanya. Begitu pula kemukjizatan al-Qur’an tidaklah bersifat temporer, al-Qur’an akan menjadi petunjuk bagi manusia (baik individu maupun publik) di belahan dunia manapun sepanjang zaman hingga hari kiamat. Ketika membicarakan eksistensi manusia di dalam al-Qur’an sudah bukan persoalan yang terbarukan. Semenjak al-Qur’an diwahyukan pertama kali pada Muhammad Saw. di Gua Hira, kata al-insan yang bermakna manusia sudah disebutkan bersamaan dengan kata rabb (Tuhan), tentunya hal ini menunjukkan makna relasional di antara keduanya. Kata al-insan dan al-basyar yang berarti ‘manusia’, namun kedua kata ini dalam Al-Quran bukanlah sinonim. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kata al-insan dan al-basyar dalam al-Qur’an menurut teori Anti Sinonimitas Bintu Syati’ dan mengetahui relevansi teori Anti Sinonimitas Bintu Syati’dalam Al-Qur’an.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (Library Research), yang mengumpulkan sumber data primer dan skunder. Sumber primer penelitian ini adalah kitab karya Bintu Syati’ yang berjudul Al-Tafsir Al-Bayani li Al-Qur’an Al-Karim, serta ayat-ayat al-Qur`an yang berhubungan langsung dengan kata al-insan dan al-basyar. Sedangkan sumber sekunder berupa kamus-kamus bahasa Arab, berbagai kitab tafsir, dan kajian-kajian lain, antara lain buku, jurnal, skripsi, dan disertasi yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi dokumen, dengan cara melacak karya-karya Bintu Syati’ dan karya-karya yang berkaitan dengan teori penafsiran Bintu Syati’.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Penggunaan lafaz “al-insan” dalam al-Qur`an sedikit banyak mengacu pada konteks proses penciptaan manusia melalui tahapan al-alaq, satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang telah diciptakan dan diajarkan ilmu pengetahuan, memiliki sifat sombong, angkuh, lupa akan Tuhannya, yang akhirnya membuatnya terjerumus ke neraka. Sedangkan kata al-basyar digunakan untuk menggambarkan manusia dari sisi fisik biologisnya. Sepersi halnya kulit manusia, kebutuhan biologisnya meliputi makan, minum, seks, dan sebagainya. Jadi pengertian al-basyar adalah pengertian manusia pada umumnya, yaitu bahwa manusia sangat bergantung pada fitrahnya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti makan, minum, berhubungan seks, tumbuh, berkembang, dan akhirnya mati, hilang dari peredaran kehidupan manusia. Maka kesimpulannya yaitu teori Antisinonimitas Bintu Syati’ masih relevan diterapkan untuk menafsirkan Al-Qur’an.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Al-insan; Al-basyar; Bintu Syati’; Anti sinonimitas; Tafsir AL-Quran |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 06 Oct 2025 06:16 |
Last Modified: | 06 Oct 2025 06:16 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/28059 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year