Isu restorasi lingkungan harus selalu digaungkan mengingat keadaan ekosistem alam dan lingkungan yang sudah rusak. Atas respon isu krisis ekologi global dan pentingnya merespons isu lingkungan dari berbagai perspektif, termasuk dari sudut pandang agama, Q.S. Ar-Rum ayat 41 dianggap sebagai salah satu ayat sekaligus merefleksikan kerusakan yang telah dilakukan manusia. Selain itu, penggunan pemikiran Zaghlul An-Najjar akan menjadi fokus persfektif dalam memahami pandangan Islam terhadap ekologi dan keseimbangan alam.
Dalam penelitian ini memuat beberapa masalah diantaranya tafsir ekologi yang termasuk konsep penafsiran baru, menuntut kita bagaimana memahami konsep yang diusung untuk ayat-ayat yang menyoal tentang lingkungan. Dengan mengangkat penafsiran Surah Ar-rum ayat 41 persfektif pemikiran zaghlul An-Najar, tentunya akan memunculkan wawasan terbarukan. Setelah mengkonsepsi ayat dan persfektif pemikiran, analisa terkait dengan restorasi lingkungan akan dipahami sebagai pengembangan relevansi penafsiran ayat dengan konteks kekinian.
Melalui metode penelitian kualitatif library research dengan pendekatan konsep Tafsir Ekologi didalam penafsiran Zaghlul an-Najar, skripsi ini mempunyai urgensi untuk menunjukkan bahwa analisis tafsir Q.S. Ar-Rum ayat 41 mengarahkan pada pentingnya memahami konsep ekologi yang dihubungkan dengan restorasi lingkungan dalam Al-Qur'an.
Penafsiran An-Najar mengungkapkan hubungan sebab-akibat antara perilaku manusia dan kerusakan lingkungan secara universal, melalui penjelasan fenomena-fenomena kerusakan yang telah terjadi akibat tindakan manusia di era modern. Dalam penafsiran ini juga terdapat refleksi tanggung jawab manusia terhadap kerusakan alam yang telah diperbuatnya.