Salah satu perkara yang dapat menyebabkan konflik atau rusaknya keberlangsungan rumah tangga ialah ẓihar. Ẓihar merupakan suatu perbuatan suami yang menganggap atau menyerupakan istrinya atau bagian tubuh istrinya seperti punggung wanita lain yang haram dinikahi untuk selamanya. Dalam Tafsir al-Misbah ẓihar merupakan “Engkau bagiku bagaikan seperti punggung ibuku” adalah memiliki arti bahwa istrinya sudah menjadi haram untuknya. Dimana Quraish Shihab yang mengartikan perkataan ẓihar bahwa istrinya sama seperti ibunya dalam hal keharaman untuk dicampuri. Sedangkan menurut pendapat al-Marāghi mengatakan bahwa perkataan ẓihar sama saja seperti mengatakan “Engkau haram bagiku, sebagaimana ibuku juga haram bagiku”. Oleh karena itu dalam peneiltian ini penulis berusaha untuk mengkaji penafsiran keduanya yang betujuan untuk melihat bagaimana persamaan dan perbedaan dalam menafsirkan ẓihar. Penulis menggunakan metode kualitatif yang dalam mengumpulkan datanya berupa penelitian pustaka (library research). Adapun hasil penelitian ini adalah terdapat pesamaan diantara keduanya yaitu kesamaan dalam mengartikan ẓihar, tidak menyifati ẓihar dengan thalâq, mengartikan kaffarat, dan beliau sama-sama bersandar pada hadits yang menceritakan awal mula ẓihar. Sedangkan perbedaannya ialah tentang penjelasan pihak-pihak yang disamakan dengan istri, tentang syarat jatuhnya ẓihar sehingga dianggap sah atau tidak. Baik syarat yang berkaitan dengan pengucap yang ditujukan kepadanya ucapan itu, tentang persamaan yang dimaksud, ataupun tentang redaksi yang digunakan.