Penelitian ini berfokus pada analisis kisah Nabi Ibrahīm dan Raja Namrūd yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 258 dengan menggunakan stilistika sebagai pendekatannya. Stilistika merupakan cabang linguistik yang dimana didalamnya mempelajari gaya bahasa, Dalam kisah Ibrahīm dan Raja Namrūd yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah memiliki struktur kalimat dan gaya bahasa yang sangat indah, dimana teori yang dimiliki Syihabuddin Qalyubi dapat menjelaskan keindahan dan kedalaman makna yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah tentang kisah Nabi Ibrahīm dan Raja Namrūd. Sehingga dapat menghasilkan efek tertentu bagi pembaca ataupun pendengar. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan mengambil literatur-literatur yang relevan dengan penelitian ini sehingga dapat menyampaikan pesan yang terkandung dalam ayat tersebut. Keindahan dan keunikan bahasa Al-Qur’an didalam dialog Nabi Ibrahīm dan Raja Namrūd dalam penyampaian argumen keesaan Allah serta kebesarannya di lakukan dengan pilihan kata yang tepat. Elemen-elemen yang kuat dalam argumen Nabi Ibrahīm menambah kesan bagi kesadaran pembaca untuk mengetahui kebenaran ajaran tauhid. Serta dapat memahami pesan-pesan yang terdapat dalam Al-Qur’an secara lebih jelas, dengan menggunakan stilistika. Penggunaan istifham dan badi’ thibaq dalam kisah tersebut menambah kesan keindahan dalam ayat tersebut. Istifham sebagai peringatan bahwa terdapat hal yang tidak dapat dinalar oleh akal pikiran manusia, karena hanya Allahlah yang dapat melakukan hal tersebut. Perbandingan-perbandingan yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah menjadikan penulis lebih memahami akan adanya makna-makna yang indah dalam ayat tersebut.