Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya tafsir Al-Qur’an yang tersebar diberbagai media sosial. Namun kebebasan dalam penggunaannya yang dapat diakses oleh siapapun menjadi suatu kekhawatiran bagi keilmuan tafsir Al-Qur’an, karena dengan kebebasan tersebut setiap pengguna medsos dapat mengunggah video tafsir secara bebas. Untuk menjaga kevalidan tafsir yang tersebar di berbagai media sosial maka diperlukan penelitian terhadap tafsir-tafsir tersebut. Dengan sebab itulah yang menjadi daya tarik bagi peneliti untuk melakukan riset terhadap tafsir di media sosial. Adapun penelitian ini berfokus pada tafsir surah Al-Muawwiżatain yang disampaikan oleh Abdul Somad di Youtube. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode, sumber, dan corak penafsiran yang digunakan oleh Abdul Somad. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana tafsir surah Al-Muawwiżatain yang disampaikan oleh Abdul Somad menurut perspektif teori kelisanan Walter J. Ong. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teori kelisanan yang dicetuskan oleh Walter J. Ong sebagai pisau analisisnya. Penelitian ini mengambil data primer dari video-video tafsir yang disampaikan oleh Abdul Somad, dan mengambil data dari berbagai karya ilmiah sebagai data sekunder yang dapat menunjang penelitian. Dalam menganalisis data hal pertama yang peneliti lakukan adalah mengumpulkan video-video tafsir yang disampaikan oleh Abdul Somad, kemudian memilah dan mengambil beberapa video yang dapat dijadikan sebagai data penelitian. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pertama Abdul Somad menyampaikan tafsir di Youtube menggunakan metode tahlili dengan menafsirkan dari berbagai segi mulai dari menyebutkan ayat dan arti, menjelaskan makna lafaz, i’rab, kemudian menjelaskan tafsir surah Al-Muawwiżatain ayat per ayat. Sumber yang digunakan oleh Abdul Somad dalam menyampaikan tafsir sebagian besar merujuk kepada kitab tafsir karangan Ibnu Katsir. Selain itu dalam menyampaikan tafsir Abdul Somad juga menggunakan corak adābi ijtimā’i yang banyak mengkorelasikan makna ayat dengan kehidupan sehari-hari. Hasil kedua yang didapatkan setelah melakukan penelitian adalah Abdul Somad menggunakan empat dari sembilan ciri kelisanan yang ditawarkan oleh Walter J. Ong, yakni ciri aditif alih-alih subordinatif, berlebih-lebihan atau panjang lebar, dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari, dan bergantung situasi alih-alih abstrak.