Sebanyak 7 mahasiswa UIN Walisongo yang diwawancarai menyebutkan bahwa mereka mengalami kesulitan tidur. Setelah dilakukan pengisian kuesioner KSPBJ-IRS (Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta – Skala Penilaian Insomnia), 2 diantaranya mengalami insomnia sedang dan 5 diantaranya mengalami insomnia ringan. Penelitian ini mengambil fokus permasalahan bagaimana pengaruh terapi wuḍu sebelum tidur terhadap penurunan gejala insomnia pada mahasiswa. Tujuan dari pernelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi wuḍu terhadap insomnia yang dialami mahasiswa UIN Walisongo.
Penelitian ini menggunakan metodelogi pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen Single Subject Research (SSR) dan desain penelitian A-B-A. Penelitian ini berlangsung selama 15 hari. Pada 5 hari pertama merupakan fase baseline-1, kedua subjek diminta untuk mengisi kuesioner KSPBJ-IRS. Kemudian masuk pada intervensi selama 5 hari dan diakhiri dengan baseline-2 selama 5 hari. Dua subjek yang mengalami insomnia sedang sebagai sampel pada penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara. Selanjutnya, data tersebut akan dianalisa menggunakan teknik analisa deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek mengalami penurunan tingkat insomnia. Pada hari ke-5 fase baseline-1, subjek mengalami insomnia berat. Namun, skor turun pada fase intervensi dan baseline-2, subjek pertama tidak lagi mengalami insomnia. Sedangkan, subjek kedua yang mengalami insomnia sedang juga berakhir tidak insomnia. Kedua subjek mengatakan bahwa terapi wuḍu membuat tidur lebih nyenyak, terasa bersih, dan bangun dalam keadaan segar. Dapat disimpulkan bahwa terapi wuḍu dapat menurunkan insomnia pada mahasiswa UIN Walisongo Semarang.