Pembahasan mengenai membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar tidaklah lepas dari cara bacaannya yang tartil dan harus berpedoman dengan tahwid. Salah satu tempat yang memiliki fenomena membaca Al-Qur'an dengan tartil dalam ayat Qur'an surat Al-Muzammil ayat 4 adalah Pondok Pesantren Al-Quran Al-Masthuriyah Semarang yang menjadi tempat santriwan dan mahasiswa yang diharapkan menjadi ahli Qur'an yang berahlaqul karimah. Penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana proses dan efektifitas internalisasi ayat 4 dalam surat al muzammil pada santri di Pondok Pesantren Al-quran Al-Masthuriyah Semarang.
Peneliti fokus terhadap masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menegetahui bagaimana pelaksanaan Internalisasi (QS. al-Muzammil [73]: 4) dalam kehidupan santri di Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Masthuriyah Semarang. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan Filled Research (penelitian lapangan), yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, metode pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara, dokumentasi serta buku-buku kajian tafsir. Data diperoleh dari wawancara tentang penerapan internalisasi membaca Al-Qur'an apakah sudah sesuai dengan bacaan yang tartil dan berpedoman tajwid. Landasan teori diperoleh dari hasil penjelasan serta pandangan tentang kajian buku dan kitab tentang membaca Al-Qur'an dengan tartil. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya dianalisa dengan menggunakan analaisis deskriptif kualitatif
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa internalisasi (QS. al-Muzammil [73]: 4) dalam kehidupan santri itu sudah berpengaruh signifikan terhadap para santri untuk regenerasi Ahli Qur'an yang membaca al-Qur'an dengan baik dan benar, yaitu membaca al-Qur'an dengan tartil dan sesuai berpedoman tajwid.