Al-Qur'an dianggap sebagai mukjizat oleh umat Islam, dengan keindahan bahasa dan kedalaman maknanya. Salah satu bagian yang memiliki nilai penting adalah Surah Al-Kahfi ayat 1-10, yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dibaca, karena menurut sabda beliau, ayat-ayat ini dapat melindungi dari fitnah Dajjal di akhir zaman. Stilistika sebagai pendekatan linguistik, digunakan untuk menganalisis hubungan antara bahasa dan fungsi artistiknya yang menguatkan pemaknaan Rasullullah SAW, serta untuk mengungkap penyimpangan dan preferensi bahasa, yang bertujuan untuk menghasilkan efek dan makna tertentu.
Penelitian ini dikaji menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam kategori penelitian kepustakaan (library research) dengan analisis perspektif Stilistika Syihabudin Qalyubi, yang mencakup aspek; fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan imagery. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap Stilistika Al-Qur'an dan hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Kahfi ayat 1-10.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Surah Al-Kahfi ayat 1-10 menggunakan konsonan lateral dan nasal secara dominan, menciptakan irama yang khas. Dari segi morfologi, kata "Anzala" menekankan kesempurnaan wahyu dan "Abadan" menggambarkan keabadian surga. Repetisi dan huruf 'athf digunakan untuk menegaskan peran penting Al-Qur'an dan kekuasaan Allah. Secara semantik, ayat-ayat ini menyoroti konsekuensi pelanggaran hukum Allah sebagai motivasi untuk taat. level Imagery secara majazi menggambarkan hal-hal duniawi yang bersifat sementara. Serta Hikmah yang tersirat di dalamnya meliputi pentingnya ketauhidan, keimanan dan keteguhan dalam menghadapi tantangan hidup.