Penelitian ini mengkaji dua naskah mansukrip mushaf Al-Qur’an yang menjadi koleksi museum Ranggawarsita Semarang, Jawa Tengah. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kepada dua rumusan masalah utama yakni bagaimana aspek kodikologi dan tekstologi pada manuskrip. Dengan menggunakan landasan teori kajian filologi, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggabungkan dua model penelitian yakni kepustakaan (library research) dan lapangan (Field research) yang kemudian dianalisis menggunkan teknik deskriptif-analitik.
Terdapat dua kesimpulan utama setelah dilakukan penelitian. Pertama, berdasarkan aspek kodikologi manuskrip mushaf Al-Qur'an koleksi museum Ranggawarsita, baik mushaf I maupun II, termasuk dalam naskah utuh karena masih lengkap 30 juz. Naskah masih dalam kondisi cukup baik dan tulisannya terbaca dengan jelas. Mushaf I memiliki dimensi 38 cm x 21 cm x 5,5 cm, sedangkan mushaf II memiliki dimensi 30,5 cm x 20 cm x 6,5 cm. Luas teks pada mushaf I adalah 22,7 cm x 13,8 cm, sedangkan pada mushaf II adalah 22 cm x 13,3 cm. Kedua naskah menggunakan kertas Eropa dengan watermark ProPatria, dengan jumlah halaman 627 halaman untuk mushaf I dan 662 halaman untuk mushaf II. Terdapat iluminasi floral pada bagian awal, tengah, dan akhir kedua mushaf. Kedua mushaf tersebut berasal dari hibah Temu Hadi, yang merupakan salah satu keturunan generasi ke-3 dari murid Sunan Bayat.
Sementara dari segi tekstologi, kedua mushaf menggunakan rasm Imla'I dengan dominan menggunakan qira'at imam 'Ashim Riwayat Hafs. Penggunaan harakat seperti pada umumnya di mushaf, serta variasi tanda waqaf, lebih banyak dan beragam pada mushaf I daripada mushaf II. Terdapat beberapa Scholia seperti tanda maqra' atau ruku', tanda ayat sajdah, tanda hizb, kata alihan, dan beberapa perbaikan ayat, serta Scholia lafadz tambahan. Kesalahan harakat, kekeliruan huruf, dan sebab-sebab lainnya termasuk dalam kategori Corrupt, yang dikarenakan oleh perbedaan qira'at atau kesalahan dari penyalin.