IKA SUKMA MELATI, 1704016028, Tradisi Syawalan Lopis Raksasa di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan dalam Perspektif Aqidah Islam.
Tradisi syawalan merupakan tradisi keagamaan peninggalan leluhur yang dilestarikan hingga kini, dilaksanakan pada 8 syawal setelah hari raya idul fitri dan setelah melakukan puasa sunnah syawal pada 2 hingga 7 syawal. Dengan perubahan zaman dan dinamika sosial, tradisi ini mengalami evolusi, termasuk pengenalan inovasi lopis raksasa yang menimbulkan pertanyaan tentang konsistensinya dengan aqidah Islam, apakah didalamnya bertentangan dengan aqidah Islam atau tidak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dimensi spiritual dalam tradisi syawalan lopis raksasa di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan dan untuk menganalisis tradisi syawalan lopis raksasa di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan dalam perspektif Aqidah Islam. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini ialah 1). Spiritualitas dalam tradisi syawalan lopis raksasa meliputi; puasa sunnah syawal pada 2 syawal hingga 7 syawal, pembacaan basmalah dan sholawat nabi ketika membuat lopis raksasa, pembacaan tahlil atau dzikir 2). Anlisis tradisi syawalan lopis raksasa dalam perspektif aqidah Islam meliputi; solidaritas dalam tradisi syawalan lopis raksasa yang merupakan bagian dari hablun min-annas yang terdapat pada prosesi pembuatan lopis. Dimensi keimanan dalam tradisi syawalan lopis raksasa yang merupakan bagian dari hablun min Allah, terdapat sebelum perayaan tradisi yakni melakukan puasa sunnah syawal, membaca basmallah dan sholawat nabi disaat pembuatan, melakukan dzikir atau tahlil sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah Swt. Kecintaan terhadap rosulullah, dimana didalamnya terdapat pembacaan sholawat nabi disaat pembuatan serta ketika penyambutan tradis, yang mengandung pujian-pujian terhadap Rosulullah.