Tradisi Kupatan Bulusan merupakan tradisi yang masih dijalankan oleh Masyarakat Desa Sumber Hadipolo Kudus. Masyarakat Desa Sumber Hadipolo masih menyakini bahwa tradisi Kupatan Bulusan bukan hanya sekedar tradisi, melainkan memiliki makna filosofis. Hal ini karena tradisi Kupatan Bulusan memiliki hubungan dengan Sunan Muria dan Mbah Dudho selaku leluhur Desa Sumber Hadipolo. Berangkat dari latar belakang tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menjelaskan hakikat tradisi kupatan bulusan beserta nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, pengambilan data dilakukan dengan observasi wawancara dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan metode analisis historis, dan filosofis. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut, secara ontologis Tradisi Kupatan Bulusan ini merupakan bentuk monisme teistik, yang dilaksanakan satu tahun sekali bertujuan untuk mengucapkan rasa Syukur kepada Allah atas rezeki, nikmat dan berkah yang diberikan selama ini, serta mendoakan arwah leluhur dan nenek moyang serta bentuk menghormati para leluhur. Kemudia terdapat tingakatan nilai berdasarkan dalam setiap prosesinya, seperti nilai kesenangan, nilai vitalitas dan kehidupan, nilai spiritual dan kerohanian serta nilai kekudusan dan kesucian. Peneliti menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tradisi Kupatan Bulusan ini tidak mnyimpang dari ajaran islam, serta boleh di lakukan karena dalam pelaksanaanya tradisi Kupatan Bulusan ini terdapat maksud dan tujuan positif seperti bersedekah, silaturahmi dan juga selametan yang di implementasikan pada pelaksanaan tradisi Kupatan Bulusan.