Audiobook merupakan sebuah buku yang dibaca dan direkam kedalam format digital. Membuat konten audiobook dan mengunggahnya di Youtube dengan tanpa izin dapat merugikan pencipta atau pemegang hak cipta. Adanya pengunggahan konten audiobook di Youtube tersebut dapat membuat kreator menerima penghasilan dari Youtube.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis-empiris dengan perolehan data dari lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris. Sumber data dalam penelitian ini penulis peroleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain itu, sumber data juga diperoleh dari buku dan jurnal, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mendorong kreator dalam membuat konten audiobook di Youtube yaitu hobi membaca dan ingin berbagi isi buku kepada yang tidak mampu membeli buku ataupun yang malas membaca buku dan lebih memilih mendengarkan audiobook. Dalam perspektif hukum Islam, membuat konten audiobook jika tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta dapat dikategorikan sebagai perbuatan ghasab. Sedangkan jika ada izin maka tidak termasuk perbuatan ghasab dan sudah secara sah untuk memperluaskan ciptaan buku tersebut. Berdasarkan perspektif Hak Cipta bahwa membuat konten audiobook tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta, hal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, dan jika telah meminta izin kepada pencipta atau pemegang hak cipta serta pencipta tersebut tidak merasa keberatan, maka hal ini tidak bertentangan dengan Undang-Undang Hak Cipta.