Nilai-nilai filosofis dalam tradisi selapanan di Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang : dalam perspektif Max Scheler
Masud, Muhamad Ali (2024) Nilai-nilai filosofis dalam tradisi selapanan di Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang : dalam perspektif Max Scheler. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Skripsi_2004016023_MUHAMAD ALI MAS_UD_FULL.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (3MB)
Abstract
Tradisi Selapanan di Kelurahan Kedungmundu merupakan prosesi kegiatan yang intisarinya adalah mendoakan keluarga dan leluhur Desa yang sudah wafat. Rangkaian prosesi ini dilakukan satu bulan lebih lima hari sekali, tepatnya pada hari jum’at legi malam sabtu pahing. Tradisi terwujud atas keinginan masyarakat agar terdapat sarana untuk memberikan penghormatan dan mengenang terhadap keluarga dan tokoh desa yang sudah wafat dengan cara mendoakanya. Tradisi Selapanan di Kelurahan Kedungmundu menjadi wujud bagian dari kebudayaan yang tidak luput dari nilai-nilai filosofis dalam rangkaian pelaksanaanya. Maka dari penelitian ini bertujuan untuk menjelasakan prosesi pelaksanaan tradisi Selapanan serta mengungkap nilai-nilai filosofis dalam prosesi pelaksanaanya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan anlisis data yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah analisis data deskriptif serta didukung dengan teori nilai dari Max Scheler untuk mengungkap nilai yang terkandung dalam tradisi ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam serangkaian pelaksanaan tradisi Selapanan terdapat 2 tahapan pelaksanaan yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan dimulai dari pengumuman, pengumpulan arwah jama’, menghubungi pengisi acara, mempersiapkan tempat dan hidangan. Sedangkan dalam rangkaian pelaksanaan terdapat prosesi pembukaan, sholawat nariyah, pembacaan arwah jama’, tahlil, maulid, doa, tausiyah, serta ramah tamah. Kemudian terdapat nilai-nilai filosofis yang ditinjau menggunakan teori nilai Max Scheler yang terdapat dalam tradisi Selapanan yaitu: nilai kesenangan, nilai vitalitas atau kehidupan, nilai spiritual dan nilai kekudusan. Pertama, nilai kesenangan berupa makan bersama atau ramah tamah yang mewujudkan masyarakat berkmpul dan gotong royong atas kesenangan. Kedua, nilai kehidupan ditemukan penghormatan, beramal terhadap sesama, kerukunan dan keharmonisan. Ketiga, nilai spiritual berupa pembacaan sholawat nariyah dan pengetahuan (tausiyah). Keempat, nilai kekudusan berupa nilai universal yang dapat dirasakan segenap yang hadir yakni do’a.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Filosofis; Max Scheler; Tradisi selapanan; Kelurahan Kedungmundu |
| Subjects: | 300 Social sciences > 390 Customs, etiquette, folklore > 392 Customs of life cycle and domestic life |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam |
| Depositing User: | Fahrurozi Fahrurozi |
| Date Deposited: | 18 Nov 2025 04:12 |
| Last Modified: | 18 Nov 2025 04:12 |
| URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/28260 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year
