Konsep kebahagiaan lucius A. Seneca dan Jalaluddin Rumi : studi komparasi
Kristianingrum, Diana (2024) Konsep kebahagiaan lucius A. Seneca dan Jalaluddin Rumi : studi komparasi. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Skripsi_2004016044_Diana Kristianingrum_Lengkap.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan dua hal yang selalu ada pada manusia. Respon buruk manusia atas berbagai fenomena kehidupan menyebabkan kesengsaraan. Sebaliknya, respon yang baik atas berbagai hal dalam kehidupan akan menghasilkan kebahagiaan, dengan demikian kebahagiaan adalah hal yang dapat diupayakan oleh manusia. Banyak tokoh filsuf, sufi atau motivator yang melahirkan teori kebahagiaan, di antaranya yang popular dan karyanya masih dapat kita nikmati hingga saat ini adalah Seneca dan Rumi. Tujuan penelitian iniadalah untuk menjawab rumusan masalah yakni: 1) bagaimana konsep kebahagiaan Lucius A. Seneca dan Jalaluddin Rumi?. 2) apa persamaan dan perbedaan dari pemikiran Seneca dan Rumi mengenai konsep kebahagiaan?. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Hasil dari tulisan ini yaitu: 1) kebahagiaan menurut Seneca dihasilkan dari kebaikan tertinggi. Kebaikan tertinggi ini memiliki satu esensi yang mampu menghasilkan perasaan selalu ceria, bersuka cita atas segala kondisi yang dialami. Kebahagiaan dihasilkan oleh kebaikan tertinggi, dan bersumber pada pikiran yang kuat. Kebahagiaan Seneca bermuara pada kedamaian pada kehidupan di dunia. Sedangkan kebahagian dalam pandangan Rumi terletak pada kedekatan dengan Tuhan, inilah yang disebut dengan kebahagiaan hakiki. Sumber kebahagiaan menurut Rumi juga terletak pada Tuhan. Jiwa yang terlepas pada hal-hal material dan kembali pada Tuhan merupakan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati bagi Rumi bermuara pada Tuhan dan kehidupan di akhirat kelak. 2) persamaan pada pemikiran keduanya terletak pada pandangan bahwa tujuan itu merupakan suatu hal yang penting, kebahagiaan sejati terlepas dari hal materiil seperti kekayaan, dan pentingnya pengendalian diri. Kemudian perbedaan antara keduanya terletak pada sumber kebahagiaan, substansi kebahagiaan, dan juga penekanan cara meraih kebahagiaan.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Kebahagiaan, Jalaluddin Rumi; Seneca; Matsnawi al-Maknawi |
| Subjects: | 100 Philosophy and psychology > 150 Psychology > 152 Perception, movement, emotions, drives |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam |
| Depositing User: | Fahrurozi Fahrurozi |
| Date Deposited: | 18 Nov 2025 07:33 |
| Last Modified: | 18 Nov 2025 07:33 |
| URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/28275 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year
