Pemeriksaan biometrik visa haji sendiri merupakan pencatatan identitas diri, pencatatan ciri-ciri fisik pribadi jamaah. Paspor, sidik jari dan wajah jemaah di scan menggunakan perangkat elektronik, dan hasilnya disimpan dalam file elektronik beserta informasi identitas resmi seperti nama, alamat, asal daerah, tempat tanggal lahir,negara tujuan, dan keperluan di negara tujuan. Secara teknis, dengan sistem biometrik ini, jamaah haji dapat dengan mudah ditemukan dan diidentifikasi selama berada di Arab Saudi.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan visa biometrik bagi jamaah haji di Kota Semarang pada tahun 2024. Penelitian ini berfokus pada proses identifikasi menggunakan teknologi biometrik, yang membedakan individu berdasarkan karakteristik perilaku dan psikologis. Penelitian ini menguraikan fase identifikasi biometrik, termasuk fase pengenalan di mana karakteristik individu dibaca oleh pembaca biometrik, dan fase pencocokan di mana data input dibandingkan dengan database untuk mengkonfirmasi identitas. Sumber data penelitian ini bersal dari hasil wawancara kepada pihak Penyelnggara Haji dan Umrah ( PHU) dan Tenaga Teknis Biometric Visa jamaah haji. Sumber pendukung berasal dari jurnal, publikasi, buku, dan sumber dokumen lainnya.
Temuan penelitian menunjukkan evaluasi pelaksanaan biometric visa bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan proses aplikasi visa bagi jamaah haji, memastikan pengalaman yang lebih lancar bagi jamaah dan pihak berwenang yang terlibat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa evaluasi pelaksanaan biometric visa jamaah haji tahun 2024 terdapat lima hambatan dan problematika yaitu : 1. Kesenjangan pengethuan di kalangan jamaah, 2. Kedala pada jamaah haji, 3. Kendala pada Aplikasi Saudi Visa Bio, 4. Kurang nya komunikai yang baik, 5. Belum adanya SOP tertulis.