Jual beli merupakan akad muamalah yang menjadi implementasi dari salah satu hablumminannas, serta menjadi bukti bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan pertolongan orang lain demi keberlangsungan hidup. Dalam penimbangan ikan yang terjadi di Pasar Ikan Rejomulyo Semarang, terjadi praktik penimbangan dimana pembeli meminta kompensasi timbangan berupa tambahan berlebih kepada penjual pada saat membeli ikan di kemudian hari atas susut atau berkurangnya timbangan ikan setelah ikannya dijual lagi dengan cara diecer. Jadi, transaksi jual beli tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi penjual karena jumlah timbangan yang masuk tidak jelas yang kemudian menimbulkan kerancuan pada nominal uang yang harus dibayar oleh pembeli.
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana praktik penimbangan ikan di Pasar Ikan Rejomulyo Semarang? 2) Bagaimana perspektif hukum ekonomi syariah terhadap praktik permintaan kompensasi terhadap penimbangan ikan di Pasar Ikan Rejomulyo Semarang? Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan hukum empiris, jenis penelitian kualitatif. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.
Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa praktik permintaan kompensasi terhadap penimbangan ikan di Pasar Ikan Rejomulyo Semarang menurut hukum ekonomi syariah sudah sesuai dengan rukun akad jual beli adapun tambahan dalam penimbangan berstatus sebagai hadiah atau bonus yang diberikan oleh penjual