KSPS BMT Al Hikmah merupakan Lembaga Keuangan Syariah yang memiliki peran intermediacy yaitu sebagai lembaga penghimpun dan menyalurkan dana dari pihak yang surplus ke pihak yang defisit dana, melalui simpanan dan menyalurkannya melalui pembiayaan. Dalam proses penyaluran pembiayaan lembaga Lembaga Keuangan Syariah khususnya KSPS BMT Al Hikmah tidak terlepas dari pembiayaan bermasalah, berdasarkan data yang diperoleh tingkat pembiayaan bermasalah pada KSPS BMT Al Hikmah dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini ± 5 %, tingkat pertumbuhan yang masih terbilang wajar. Dari data diatas ditemukan sebuah kasus yang terjadi pada KSPS BMT Al Hikmah yaitu terjadinya pembiayaan bermasalah karena faktor eksternal yaitu musibah kebakaran pasar Babadan Ungaran yang sebagian anggota KSPS BMT Al Hikmah adalah pendagang di pasar tersebut. Akibat terjadinya kebakaran tersebut banyak anggota yang tidak mampu mengembalikan pembiayaan kepada pihak BMT karena sebagian besar sumber penghasilan anggota dari pasar tersebut.
Dalam proses penanganan pembiayaan bermasalah BMT Al- Hikmah menganut standar penyelesaian pembiayaan yang berlaku yaitu hanya melalui stategi reschedulling dan liquidation. Yang mana strategi ini yang membedakan proses penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan BMT lain. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian secara mendalam mengenai analisa reschedulling dalam upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah dari sebuah kasus yang terjadi di KSPS BMT Al Hikmah Cabang Ungaran.
Metodelogi yang digunakan bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif melalui model penelitian studi kasus (case study) dan menggunakan tehnik penelitian yang bersifat library research dan field research dengan tehnik pengumpulan data dengan cara dokumentasi dan wawancara sehingga proses analisis data menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang menggambarkan secara keseuruhan keadaan obyek penelitian dengan menggunakan teori Stake (2005) sebagai acuan proses analisis data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa KSPS BMT Al Hikmah dalam proses penyelesaian pembiayaan bermasalah sesuai dengan pedoman pada Standard Operating Proseduce (SOP) yang berlaku dan proses analisa reschedulling dari kasus yang terjadi sesuai dengan ketentuan dan peraturan operasional koperasi pada Pearturan Perkoperasian No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan ketentuan DSN-MUI No.48 DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali tagihan murabahah. Yang menghasilkan bahwa dalam proses reschedulling yang dilakukan KSPS BMT benar membantu anggota dalam penyelesaian kewajibannya.