Modal sosial dalam pengembangan Bendungan Semantok : studi di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk

Pramesti, Adelia (2025) Modal sosial dalam pengembangan Bendungan Semantok : studi di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_2106026121_Adelia_Pramesti] Text (Skripsi_2106026121_Adelia_Pramesti)
Skripsi_2106026121_Adelia_Pramesti.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

Sambikerep merupakan sebuah desa di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, yang memiliki karakteristik wilayah pedesaan. Kecamatan Rejoso merupakan kecamatan terluas di Nganjuk sekaligus memiliki desa terbanyak yaitu 24 desa. Desa Sambikerep didominasi oleh profesi petani, sehingga untuk menjaga ketahanan pangan, energi, dan air, masalah sosial yang dihadapi masyarakat ketika kekeringan lahan dan gagal panen dilakukan pengembangan bendungan yang ditambahkan jaringan irigasi berguna sebagai saluran air untuk mencegah kekeringan pada musim kemarau di lahan pertanian. Modal sosial memiliki peranan penting dalam proses pengembangan Bendungan Semantok, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk modal sosial diciptakan masyarakat dalam pengembangan Bendungan Semantok di Desa Sambikerep, serta bagaimana dampak yang timbul dalam pengembangan Bendungan Semantok, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan metode penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan sejumlah informan baik yang terdampak langsung dan tidak langsung relokasi Bendungan Semantok. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer, yaitu informan dipilih berdasarkan pengalaman langsung dalam fenomena yang ada sehingga dapat memberikan data yang valid. Dan data sekunder sebagai data tambahan yang tidak didapatkan langsung dari lapangan, seperti jurnal, buku, skripsi, dokumen, gambar, dan data statistik. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori modal sosial dari Robert David Putnam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan Bendungan Semantok di Desa Sambikerep dalam proses pengembangannya mengalami dinamika sosial di masyarakat. Peneliti melihat dinamika sosial berawal dari ketegangan atau pertentangan masyarakat setempat menjadi menyetujui dibangunnya Bendungan Semantok, dinamika sosial tersebut dapat diselesaikan dengan kepercayaan, jaringan, dan norma sosial yang dibangun masyarakat Sambikerep. Melalui kelompok tani, tokoh agama, Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), dan Instansi Perhutani sebagai penyalur interaksi masyarakat dengan pemerintah dalam pengembangan Bendungan Semantok, sehingga masyarakat Sambikerep memiliki bentuk modal sosial menjembatani (Bridging Social Capital) karena hubungan sosial yang menghubungkan antar kelompok di Desa Sambikerep dengan latar belakang berbeda menjadikan dinamika masyarakat dapat menerima dibangunnya Bendungan Semantok. Selain itu, hasil riset peneliti melihat dampak pengembangan Bendungan Semantok di Desa Sambikerep, yaitu ketahanan pangan hasil pertanian dengan meningkatnya Indeks Pertanian (IP) dari 181% menjadi 291% dan hasil panen dari satu tahun sekali menjadi 3 kali setahun, stabilisasi tenaga kerja warga lokal, desa wisata Bendungan Semantok, pengembangan ruang publik, dan lain sebagainya yang menjadi dampak sosial, ekonomi, dan ruang publik dari Bendungan Semantok.

ABSTRACT:
Sambikerep is a village in Rejoso District, Nganjuk Regency, East Java Province, which has the characteristics of a rural area. Rejoso District is the largest district in Nganjuk and also has the most villages, namely 24 villages. Sambikerep Village is dominated by farmers, so to maintain food, energy, and water security, social problems faced by the community when land drought and crop failure are carried out, dam development is carried out with the addition of irrigation networks useful as water channels to prevent drought during the dry season on agricultural land. Social capital plays an important role in the development process of the Semantok Dam, Rejoso District, Nganjuk Regency. This thesis aims to find out how forms of social capital are created by the community in the development of the Semantok Dam in Sambikerep Village, as well as what impacts arise in the development of the Semantok Dam, Rejoso District, Nganjuk Regency.
This study uses field research with qualitative research methods and a descriptive approach. Data collection in this study is observation, interview, and documentation techniques. Interviews were conducted with a number of informants who were directly and indirectly affected by the relocation of the Semantok Dam. The data source in this study uses primary data, namely informants selected based on direct experience in existing phenomena so that they can provide valid data. And secondary data as additional data that is not obtained directly from the field, such as journals, books, theses, documents, images, and statistical data. The data in this study were analyzed using Robert David Putnam's social capital theory.
The results of this study indicate that the development of the Semantok Dam in Sambikerep Village in the development process experienced social dynamics in the community. Researchers see that social dynamics began with tension or conflict between local communities to agreeing to the construction of the Semantok Dam, these social dynamics can be resolved with trust, networks, and social norms built by the Sambikerep community. Through farmer groups, religious leaders, the Ministry of PUPR (Public Works and Public Housing), and the Perhutani Agency as a channel for community interaction with the government in the development of the Semantok Dam, so that the Sambikerep community has a form of bridging social capital (Bridging Social Capital) because social relations connecting groups in Sambikerep Village with different backgrounds make the dynamics of the community able to accept the construction of the Semantok Dam. In addition, the results of the researcher's research see the impact of the development of the Semantok Dam in Sambikerep Village, namely agricultural food security with an increase in the Agricultural Index (IP) from 181% to 291% and harvests from once a year to 3 times a year, stabilization of local workers, Semantok Dam tourism village, development of public spaces, and so on which are the social, economic, and public space impacts of the Semantok Dam.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Modal sosial; Pengembangan; Bendungan Semantok
Subjects: 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 69201 - Sosiologi
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 28 Nov 2025 07:46
Last Modified: 28 Nov 2025 07:46
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/28464

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics