Akad jual beli berbentuk pesanan salah satunya adalah Istisna’. Istisna’ adalah membeli barang yang dibuat sesuai dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan pembeli seperti yang diterapkan di tempat usaha toko kasur busa AMD FOAM. Permasalahan yang terdapat di toko AMD FOAM yaitu terjadinya pengurangi jumlah bahan baku pada saat proses produksi kasur busa tanpa sepengetahuan pihak konsumen, kecurangan tersebut tentunnya akan mengurangi kualitas kasur busa yang akan diterima oleh pihak konsumen, sehingga konsumen merasa dirugikan karena tidak mendapatkan barang yang sesuai dengan perjanjian diawal pemesana oleh kedua belah pihak.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan empiris yuridis. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian non doktrinal. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu wawancara dengan karyawan toko kasur busa AMD FOAM Semarang (penjual) dan pembeli dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan.
Dari penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan, akad Istisna’ yang terjadi di toko AMD FOAM tidak sesuai konsep Istisna’ karena penjual mengingkari akad yang telah disepakati. Salah satu syarat Istisna’ ialah barang harus jelas, baik macam, varian sifat serta kadarnya. Toko AMD FOAM mengurangi jumlah takaran bahan baku yang kadar dan sifatnya berbeda tanpa sepengetahuan pembeli. Analisis menurut tinjauan Prinsip Etika Bisnis Islam terdapat ketidaksesuaian mengenai kejujuran, keadilan dan tanggung jawab dalam menjalankan usaha.