Perjodohan di Pondok Pesantren Putri Takhfidzul Qur’an Al-Hikmah Tugurejo, Tugu, Semarang adalah salah satu cara untuk mempermudah seseorang untuk mendapatkan calon pasangan. Pondok Pesantren ini memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan kemaslahatan di desa Tugurejo. Berdasarkan dari hal diatas peneliti ingin mengungkap bagaimana praktik perjodohan yang terjadi di Pondok Pesantren Putri Takhfidzul Qur’an Al-Hikmah Tugurejo, Tugu, Semarang dan meninjaunya dengan Hukum Islam melalui Maslaḥaḥ Mursalah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif empiris, yaitu penelitian ini bukan hanya mengkaji terkait sistem norma peraturan saja, akan tetapi juga mengamati reaksi dan interaksi yang terjadi ketika aturan itu bekerja atau diterapkan dimasyarakat. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yang dilanjutkan dengan penelitian terhadap data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan praktik Perjodohan di Pondok Pesantren Putri Takhfidzul Qur’an Al-Hikmah Tugurejo, Tugu, Semarang memiliki empat kategorisasi. Pertama, atas permintaan dari mayarakat, kedua permintaan dari wali santri, ketiga permintaan dari santri, dan keempat atas inisiatif dari Kiainya sendiri. Dari keempat kategorisasi tersebut masuk ke dalam jenis perjodohan eksogami heterogami dan eksogami homogami. Dalam Tinjauan Hukum Islam praktik perjodohan ini telah memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, diantaranya dapat menjaga garis keturunan, dapat terhindar dari hal-hal yang tidak baik, seperti zina, dan dapat meminimalisir pembujangan.