Jual beli merupakan tindakan atau transaksi tukar menukar harta atau benda secara suka sama suka yang telah disyari’atkan dalam Islam. Proses penimbangan yang dilakukan secara sepihak pada jual beli singkong mengakibatkan pembeli merasa dirugikan ketika terjadinya perubahan akad/perjanjian, dengan harga yang sama tidak ada potongan harga dan tidak bisa dimanfaatkan, dengan ini pihak pembeli merasa dirugikan. Karena penimbangan yang dirasa kurang pas pada proses penimbangan jual beli singkong.
Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis-empiris. Sumber data yang menjadi sumber data primer dalam penelitian diperoleh melalui wawancara dengan penjual dan pembeli di Desa Trisobo.
Hasil penelitian menunjukakn bahwa, 1 kg singkong seharga Rp. 2500, dalam proses penimbangan yang dilakukan secara sepihak, pembeli hanya membeli dengan menjatuhkan berapa kilogram yang dibutuhkan. Namun tidak ada kejelasan dari penjual mengenai proses penimbangan, karena penjual tidak menimbang singkong pada saat transaksi dengan pembeli. Tetapi hal itu tidak bisa menjadikan dasar ketepatan dalam takarannya, pada syarat ma’qud alaih atau objek barang salah satunya harus jelas bentuk dan timbangannya. Hal yang demikian jelas dilarang dan tidak sesuai dengan hukum Islam, karena syarat objek yang diperjualbelikan haruslah diketahui kadar takarannya, timbangan dan kedua belah pihak tidak boleh ada yang melakukan curang. Jadi jual singkong di Desa Trisobo belum sesuai dengan hukum Islam.