Rabbani merupakan salah satu merek fashion muslim terkemuka di Indonesia yang didirikan pada tahun 1990. Brand ini sukses dalam industri jilbab, khususnya jilbab instan dan masih memiliki banyak penggemar hingga ini. Selain memproduksi jilbab, Rabbani juga telah memproduksi berbagai busana Muslim untuk anak-anak hingga dewasa. Namun demikian, Rabbani mengalami penurunan dalam Top Brand Index pada salah satu produknya yaitu tahun 2021-2023 karena adanya kompetitor lain. Selain itu, strategi pemasaran brand Rabbani juga diisukan kurang mengandalkan prinsip Islamic marketing, meskipun merek ini identik dengan nuansa Islam. Hal ini dapat memengaruhi pandangan dan sikap konsumen dalam memilih serta membeli brand busana muslim yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Islamic marketing, brand image, dan brand authenticity terhadap keputusan pembelian konsumen produk Rabbani di Kabupaten Demak.
Penelitian ini menerapkan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 responden, yang merupakan konsumen produk Rabbani di Kabupaten Demak. Proses pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner sebagai instrumen penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS versi 26. Metode analisis yang diterapkan dalam penelitian ini mencakup beberapa tahapan, antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi (R²).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islamic marketing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Brand image berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Brand authenticity berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Kemudian melalui uji Koefisien Determinasi (R2) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 0,585 atau 58,5% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen yang digunakan dalam uji regresi. Sementara itu, 41,5% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
 
ABSTRACT:
Rabbani is one of the leading Muslim fashion brands in Indonesia that was founded in 1990. This brand is successful in the hijab industry, especially instant hijab and still has many fans today. In addition to producing hijab, Rabbani has also produced various Muslim clothing for children to adults. However, Rabbani experienced a decline in the Top Brand Index for one of its products, namely 2021-2023 due to other competitors. In addition, the Rabbani brand marketing strategy is also reported to be less focused on Islamic marketing principles, even though this brand is identical to Islamic nuances. This can influence consumers' views and attitudes in choosing and buying good Muslim fashion brands. This study aims to determine the effect of Islamic marketing, brand image, and brand authenticity on consumer purchasing decisions for Rabbani products in Demak Regency.
This study applies a quantitative method with a purposive sampling technique in determining the research sample. The number of samples used was 100 respondents, who were consumers of Rabbani products in Demak Regency. The data collection process was carried out by distributing questionnaires as a research instrument. Data analysis was performed using IBM SPSS software version 26. The analysis methods applied in this study include several stages, including validity test, reliability test, classical assumption test, multiple linear regression analysis, t-test, F-test, and coefficient of determination (R²) test.
The results of the study indicate that Islamic marketing does not have a significant effect on purchasing decisions. Brand image has a positive but not significant effect on purchasing decisions. Brand authenticity has a positive and significant effect on purchasing decisions. Then through the R square test in this study shows that 0.597 or 59.7% of the variation in purchasing decisions can be explained by the three independent variables used in the regression test. Meanwhile, the remaining 40.3% is explained by other variables outside the three variables used in this study.