Perjuangan politik kewarganegaraan dalam pemenuhan hak-hak buruh perempuan di Kota Semarang menjadi isu menarik dan penting dalam dunia ketenagakerjaan. Buruh perempuan, khususnya pekerja linting di pabrik rokok, sering menghadapi berbagai hambatan dalam memperoleh hak maternitas seperti cuti hamil, cuti melahirkan, dan cuti haid, sejalan dengan aturan pada UU Nomor 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan. Studi yang dilaksanakan ini mempunyai tujuan untuk menganalisis pemenuhan hak buruh perempuan serta apa saja perjuangan yang dilaksanakan agar bisa diperoleh hak-hak itu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapaun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini bersumber dari informan penelitian yang masih berkaitan, sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari beberapa artikel, jurnal, buku, dan dokumen-dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada penelitian ini menggunakna teori kewarganegaraan Kristian Stokke sebagai kerangka teori. Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan hak maternitas buruh linting belum terpenuhi secara keseluruhan., sehingga buruh linting melakukan perjuangan. Perjuangan buruh linting perempuan dalam memperjuangkan hak maternitas mereka seperti cuti hamil, cuti haid, dan cuti keguguran melalui berbagai cara, seperti edukasi, aksi demonstrasi, serta audiensi dengan perusahaan. Terdapat dampak yang dimunculkan dari upaya ini antara lain mampu menyelesaikan sejumlah masalah dan ketimpangan hak, sehingga para buruh linting perempuan kembali mendapatkan haknya dengan adanya perubahan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Penelitian ini menegaskan bahwa perjuangan politik kewarganegaraan menjadi instrumen penting dalam menegakkan keadilan sosial bagi buruh perempuan.