Tafsir mu‘āsyarah bil ma‘r ūf dalam relasi seksual menurut Husein Muhammad

Anwar, Saiful (2024) Tafsir mu‘āsyarah bil ma‘r ūf dalam relasi seksual menurut Husein Muhammad. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_2002016144_Saiful_Anwar] Text (Skripsi_2002016144_Saiful_Anwar)
2002016144_SAIFUL ANWAR_LENGKAP TUGAS AKHIR - anwar iful.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (2MB)

Abstract

Pernikahan ialah ikatan lahir dan bathin antara laki-laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri yang tujuannya membangun keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berlandaskan ketuhanan yang Maha Esa. Membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah, warahmah bisa dicapai bilamana suami istri saling menjalankan hak dan kewajibannya dengan baik. Dalam hal relasi seksual suami istri terdapat mispersepsi di kalangan ulama tentang hak dan kewajiban hubungan seksual. Sebagaimana yang dijelaskan dalam fikih klasik bahwa hubungan seksual suami istri, hanya suami yang mempunyai hak mutlak, sehingga istri berkewajiban menuruti hasrat seksual suaminya kapanpun dan dimanapun. Husein Muhammad memaknai dalam hubungan seksual istri mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Maka dari itu penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana tafsir mu‘āsyarah bil ma‘rūf relasi seksual menurut Husein Muhammad dan istinbath hukumnya.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif, dalam hal ini adalah penelitian pustaka (library research). Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder, sumber data primer berupa wawancara, buku serta karya Husein Muhammad yang berjudul Fiqh Perempuan: Refleksi Kyai atas Tafsir Wacana Agama dan Gender, Islam Agama Ramah Perempuan. Sementara sumber data sekunder meliputi dokumen-dokumen pendukung penelitian lainnya.
Penelitian ini menyimpulkan, pertama, tafsir mu‘āsyarah bil ma‘rūf dalam relasi seksual menurut Husein Muhammad berdasarkan QS. al-Baqarah ayat 187 menjelaskan bahwa istri mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Maka dari itu Husein Muhammad memaknai pernikahan sebagai akad ibahah, sehingga dalam hal relasi seksual istri mempunyai hak menikmati dan hak menolak hubungan seksual. Kedua, istinbath hukum Husein Muhammad tentang mu‘āsyarah bil ma‘rūf dalam relasi seksual menggunakan pola bayani, artinya pemahaman teks-teks agama yang berkaitan relasi seksual tidak bisa ditafsirkan secara tekstual saja, akan tetapi perlu penafsiran secara kontekstual, agar teks-teks agama tentang relasi seksual yang dianggap misoginis tidak disalahgunakan untuk kepentingan sebagian kelompok.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Tafsir; mu‘āsyarah bil ma‘rūf; relasi seksual; perkawinan
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah)
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 10 Dec 2025 07:51
Last Modified: 10 Dec 2025 07:53
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/28731

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics