Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Komunitas Savemugo terhadap pengembangan masyarakat di sekitar hutan mangrove dan hasil yang dicapai oleh Komunitas Savemugo dalam mengembangkan masyarakat di sekitar hutan mangrove. Pengembangan masyarakat adalah upaya untuk mengembangkan kondisi masyarakat secara berkelanjutan, aktif, adil, dan saling menghargai. Di tingkat komunitas, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berfokus pada anggota komunitas melalui kegiatan power sharing agar memiliki kemampuan dan kesetaraan dengan stakeholdernya. Hal itu menekankan komunitas memiliki posisi sebagai subjek, yaitu menjadi aktor aktif dalam proses pemberdayaan. Komunitas Savemugo hadir sebagai penggerak yang peduli terhadap lingkungan sekitar Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat, Komunitas ini membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan dampak abrasi dan pemanfaatan sumber daya mangrove secara berkelanjutan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Serta menguji keabsahan data melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik guna meningkatkan validitas dan keakuratan data yang telah dikumpulkan.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Peran Komunitas Savemugo terhadap pengembangan masyarakat di sekitar hutan mangrove dilakukan dengan tiga proses yaitu (a) sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, (b) edukasi melalui pelatihan keterampilan dan pendampingan, (c) serta inisiasi pembentukan kader lokal untuk memperkuat keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. (2) Hasil yang dicapai oleh Komunitas Savemugo dalam mengembangkan masyarakat di sekitar hutan mangrove adalah memberikan dampak positif dalam pengembangan masyarakat pesisir seperti terciptanya lapangan pekerjaan; perubahan positif pada pendapatan masyarakat lokal; optimalisasi akses kolaborasi dengan pihak eksternal; meningkatnya pengetahuan dan wawasan masyarakat; serta penguatan kelompok masyarakat lokal.