Salah satu surat kabar di Jawa Tengah yang menarik perhatian untuk dikaji adalah surat kabar harian "Suara Merdeka". Menariknya yaitu ada satu kolom khusus yang berjudul "Gayeng Semarang" memuat pikiran, pendapat dari orang-orang yang memiliki kapasitas keilmuan yang tidak diragukan lagi. "Gayeng Semarang" ini ditulis oleh seorang pemikir, cendekiawan, ulama, dan pakar di bidangnya. Di antara penulis yang sering muncul pada "Gayeng Semarang" yaitu tulisan Abdul Djamil, Abu Su'ud, Eko Budiarjo, Retmono, dan lain-lain. Bertitik tolak pada latar belakang dan formulasi-formulasi di atas, maka fokus permasalahan dalam studi ini yaitu bagaimana kolom "Gayeng Semarang" pada Harian Suara Merdeka (edisi Juli – Desember 2009) ditinjau dari perspektif dakwah?
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data primer dalam penelitian ini adalah kolom "Gayeng Semarang" pada Harian Suara Merdeka (edisi Juli – Desember 2009). Data sekunder dalam penelitian ini adalah seluruh bahan terkait dengan tema skripsi berupa buku-buku, artikel, koran/majalah. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Dalam konteks ini analisis data difokuskan pada analisis terhadap kolom "Gayeng Semarang" pada Harian Suara Merdeka (edisi Juli – Desember 2009). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan deskriptif analisis.
Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa kolom Gayeng Semarang berisi pesan moral yang sangat penting untuk kehidupan masyarakat Indonesia di tengah-tengah kemajuan teknologi dan informasi serta perubahan masyarakat yang makin cepat. Alasannya karena mengandung pesan tentang yang baik dan buruk dalam menyikapi perilaku manusia. "Gayeng Semarang" ini memuat perbincangan yang menyenangkan sekaligus sarat ilmiah. "Gayeng Semarang" bahasanya sangat komunikatif karena ada kombinasi penggunaan bahasa ilmiah juga bahasa daerah, mudah dicerna, dan bahasanya terasa tidak kaku seperti obrolan sehari-hari. Terkadang dalam paragraf tertentu banyak kata-kata yang penuh humoris tapi menyentuh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis tersebut. Gayeng Semarang ini tidak hanya berisi masalah politik juga disentuh persoalan agama, ekonomi, sosial budaya mulai dari yang klasik sampai pada masalah kontemporer, terutama sentuhan-sentuhan masalah moral mendapat porsi bahasan yang sangat besar.
Rekomendasi: dalam meningkatkan wawasan pembaca, perlu adanya dakwah. Sebabnya diperlukan karena untuk meluruskan kesalahan dan tindakan yang berlebihan dari orang-orang yang mengaku Islam tapi perbuatannya munkar. Untuk itu Kolom Gayeng Semarang perlu dipertahankan karena berisi pesan moral yang sangat penting untuk kehidupan masyarakat Jawa Tengah di tengah-tengah kemajuan teknologi dan informasi serta perubahan masyarakat yang makin cepat.