Demokrasi selalu muncul sebagai isu sentral dalam setiap episode sejarah peradaban manusia, utamanya sejak zaman yang sering disebut sebagai Yunani Kuno. Hal ini terjadi, karena secara faktual demokrasi telah menjadi semacam spirit radikal-universal bagi individu atau sekelompok individu yang bernaung di bawah institusi negara untuk terlibat dalam pergulatan politik dalam rangka mewujudkan cita-cita kemanusiaan universal.
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaaan nilai-nilai pemilihan imam shalat di dusun Mrayun desa Termas Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan (2) Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemilihan imam, (3) Untuk mengetahui apakah hasil pemilihan imam shalat di desa termas kecamatan karangrayung kabupaten grobogan sesuai dengan konsep pemilihan imam dalam ajaran islam.
Metodologi yang digunakan yaitu: (1) Metode pengumpulan data dengan jenis penelitian lapangan, sedangkan pendekatannya ialah bentuk deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. (2) Analisis data yang penulis gunakan yaitu metode analisa data kualitatif dengan analisa data deskriptif analisis, yang bertumpu pada titik tolak hermeneutik, ialah suatu cara pendekatan yang melihat secara tajam latar belakang obyek penelitian. Kemudian menginterpretasikannya secara penuh atas fakta-fakta pemikiran dan pandangan subyek penelitian. Dalam hal ini apakah sesuai pelaksanaan pemilihan imam shalat di desa Termas dengan konsep dasar demokrasi, Dan apakah pilihan Masyarakat sesuai dengan konsep pemilihan imam dalam islam
Hasil penelitian ini menunjukkan pertama: bahwa pelaksanaan pemilihan imam shalat di desa termas sesuai dengan demokrasi faktanya daalam pendaftaran calon kandidat pemerintah desa mengedepankan prinsip kebebasan , yaitu: semua masyarakat diberi hak sepenuhnya untuk menjadi calon imam, sedangkan masyarakat berhak memilih sesuai dengan hati nurani mereka dalam pemilihan langsungm, Dan kedua, jika dilihat dari hasil pemilihan imam shalat di dusun Mrayun desa Termas bahwa pemenang dalam pemilihan tersebut adalah M. Komari, itu sesuai dengan konsep penentuan imam dalam islam, karena M. Komari lebih pandai dari calon lain.M.Komari adalah satu-satunya calon yang hafal al-qur’an 30 juz, sedangkan yang lain bukan termasuk orang yang hafal AL-qur’an.