Studi analisis pendapat Ibnu Abidin tentang penuntutan kembali muhal kepada muhil selama tidak ada syarat khiyar
Hasyim, Masykur (2010) Studi analisis pendapat Ibnu Abidin tentang penuntutan kembali muhal kepada muhil selama tidak ada syarat khiyar. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.
2105159_Coverdll.pdf - Accepted Version
Download (322kB) | Preview
2105159_Bab 1.pdf - Accepted Version
Download (74kB) | Preview
2105159_Bab 2.pdf - Accepted Version
Download (66kB) | Preview
2105159_Bab 3.pdf - Accepted Version
Download (116kB) | Preview
2105159_Bab 4.pdf - Accepted Version
Download (48kB) | Preview
2105159_Bab 5.pdf - Accepted Version
Download (8kB) | Preview
2105159_Bibliografi.pdf - Bibliography
Download (13kB) | Preview
Abstract
Dalam transaksi hiwalah atau pengalihan hutang terdapat perbedaan pendapat antara ulama fiqih mengenai berakhirnya akad hiwalah. Diantaranya Jumhur ulama mengatakan apabila hiwalah dilakukan dengan sah, maka tanggungan muhil menjadi gugur atau berakhir jika muhal’alaih mengalami kebangkrutan atau meninggal dunia atau tidak memenuhi proses pengalihan maka muhal tidak diperbolehkan kembali menuntut kepada muhil. Sedangkan Ibnu Abidin dalam kitab Raad Al-Mukhtar mengatakan muhal boleh menuntut kembali kepada muhil selama tidak ada syarat khiyar.
Adapun tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui pendapat Ibnu Abidin tentang penuntutan kembali muhal kepada muhil selama tidak ada syarat khiyar (2) untuk mengetahui metode istinbath yang dipakai Ibnu Abidin tentang permasalahan ini.
Dalam menyusun skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) yaitu menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang yang diangkat. Disamping itu menggunakan penelitian kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data dokumentasi. Dan tehnik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan pertama, Ibnu Abidin menyetujui muhal boleh menuntut kembali kepada muhil apabila apabila tidak disyaratkan khiyar. Karena transaksi hiwalah adalah bentuk dari transaksi yang mengandung kepercayaan, amanah dan keadilan.sehingga muhil masih terikad kepada muhal dan muhil harus melaksanakan kewajibannya kepada muhal. Kedua, Ibnu Abidin menggunakan metode qiyas dalam beristinbath hukum karena adanya kemiripan antara transaksi hiwalah dengan transaksi rahn (gadai)
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Dra. Hj. Siti Mujibatun, M.Ag.; Rustam Dahar KAH, M.Ag. |
Uncontrolled Keywords: | Hiwalah; Muamalah |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.27 Islam and social sciences > 297.273 Islam and economics |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74234 - Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) |
Depositing User: | Agus Sopan Hadi |
Date Deposited: | 22 Dec 2014 06:58 |
Last Modified: | 22 Dec 2014 06:58 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3105 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year