Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzaki kepada mustahik baik melalui amil maupun secara langsung dan zakat juga memiliki peran penting dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat. Baitul maal Hudatama menghadirkan beberapa program zakat produktif untuk masyarakat dhuafa, diantaranya : BIKUM (Bina Kemakmuran Ummat), BIPUM (Bina Pendidikan Ummat), BIKMAS (Bina Kemakmuran Masjid), dan BIKES (Bina Kesehatan dan Sosial). Dalam semua program ini masyarakat akan mendapatkan pembiayaan Qodhul Hasan (Pemberdayaan yang bersifat sosial atau kebajikan (nirlaba) untuk calon mitra tergolong mustahik dengan pola KJKS tidak mendapatkan keuntungan atas pembiayaan ini. Dan mitra hanya mengembalikan pokok pembiayaan) pelatihan menjahit busana, pelatihan memotong rambut, pembinaan dan pemberian Bisyaroh (Dana santunan) kepada pengurus Masjid, pembinaan dan pemberian beasiswa SD, hingga mereka menjadi mandiri.
Penelitian ini memfokuskan pada tiga permasalahan, yaitu: (1) Bagaimana Program-Program Pemberdayaan Mustahik Melalui Pendayagunaan Zakat Produktif di Baitul maal Hudatama Semarang. (2) Bagaimana Realisasi Program-Program Pemberdayaan Mustahik Melalui Pendayagunaan Zakat Produktif di Baitul maal Hudatama Semarang. (3) Bagaimana Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pemberdayaan Mustahik Melalui Pendayagunaan Zakat Produktif di Baitul maal Hudatama Semarang.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Penelitian ini adalah penelitian studi kasus dan lapangan. Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.
Hasil penelitian ini adalah program-program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Baitul maal Hudatama Semarang sudah menerapkan pendistribusian dana zakat yang bersifat produktif. Penyaluran bentuk pemberdayaan merupakan penyaluran zakat yang disertai target merubah kondisi mustahik menjadi kategori muzaki. Target ini adalah target besar yang tidak dapat dengan mudah atau dalam waktu yang singkat dapat terealisasi. Karena itu, penyaluran zakat harus disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima. Apabila permasalahannya kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut, sehingga dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah direncanakan.
Pemberdayaan para mustahik produktif dilakukan dengan melihat latar belakang aktivitasnya, Baitul maal Hudatama telah melakukan pemberdayaan kepada mustahik dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kemandirian, Modal Usaha dan pendampingan Usaha, pelayanan kesehatan dan beasiswa pendidikan. Zakat yang diberikan secara konsumtif sulit untuk dapat merubah keadaan kaum fakir miskin karena akan habis dikonsumsi dan hal ini akan menjadikan bergantung pada orang lain, sehingga perlu formula baru untuk mencapai tujuan zakat. Dan untuk mencapai tujuan zakat maka cara yang tepat adalah pemberdayaan mustahik melalui pendayagunaan zakat produktif.