Skripsi ini membahas tentang penanganan kasus KDRT yang ditangani oleh BPPKB Kabupaten Jepara, dengan menggunakan analisis bimbingan dan konseling keluarga Islam. Kajian dilatar belakangi karena kasus KDRT yang biasanya sulit terungkap, tidak pernah tersiar keluar sehingga menjadi bentuk kekerasan terselubung yang selalu menjadi problem. Kajian ini merupakan upaya dalam memberikan solusi Islam terhadap berbagai masalah kehidupan. Hal ini terdapat kaitannya dengan dakwah yaitu pemindahan situasi permasalahan menjadi situasi yang stabil dalam keluarga, dengan cara mengajak korban untuk berubah dari satu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang semula tidak harmonis dalam Islam kepada nilai kehidupan keluarga yang harmonis menurut Islam.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Apa saja faktor penyebab terjadinya KDRT yang ditangani oleh BPPKB Kabupaten Jepara? (2) Bagaimana proses penanganan dan analisis bimbingan konseling keluarga Islam terhadap KDRT di BPPKB Kabupaten Jepara?
Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di BPPKB Kabupaten Jepara. Data diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) faktor penyebab terjadinya kasus KDRT yang ditangani BPPKB Kabupaten Jepara, diantaranya: Pertama, budaya masyarakat membesarkan anak laki-laki dengan menumbuhkan keyakinan bahwa anak laki-laki harus kuat dan berani. Kedua, laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam masyarakat. Ketiga, persepsi mengenai kasus KDRT harus ditutup rapat karena merupakan masalah keluarga dan bukan masalah sosial. Keempat, pemahaman masyarakat yang hanya memahami secara tekstual bukan kontekstual terhadap ajaran agama mengenai aturan mendidik istri. Kelima, budaya masyarakat bahwa istri bergantung pada suami, khususnya ekonomi. Keenam, kepribadian psikologis suami yang tidak stabil. Ketujuh, rendahnya kesadaran korban KDRT untuk melapor dikarenakan dari mereka enggan untuk melaporkan aib permasalahan rumah tangganya sendiri. (2) Proses penanganan KDRT dapat terselesaikan dengan tiga hal, yakni Pertama pendekatan hukum, jika korban KDRT tersebut benar-benar mengalami kekerasan fisik yang kemudian menjadikan dirinya trauma bahkan cacat fisik pada tubuhnya. Kedua pendekatan agama, jika korban KDRT tersebut membutuhkan pencerahan agama yang belum mereka ketahui, dapat dijelaskan bahwasanya KDRT dilarang oleh agama. Ketiga pendekatan psikologi, dalam hal ini yang ditangani dalam BPPKB Kabupaten Jepara. Salah satu upaya yang diduga dapat mengurangi problem psikis pada kasus KDRT adalah dengan bimbingan konseling keluarga Islam. Keempat pendekatan medis, pendekatan ini digunakan untuk korban KDRT pada kekerasan fisik. Pendekatan ini dilakukan untuk penguatan kasus KDRT terhadap kekerasan fisik untuk visum, hasil visum tersebut untuk penguatan bukti jika kasus KDRT dibawa dalam jalur hukum