Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna, dengan kelebihan akal yang ia miliki niscaya manusia dapat menjalani kehidupannya dengan teratur, semangat dalam bekerja dan tanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Akan tetapi realitas hidup membuktikan, bahwa akal saja tidak menjamin manusia dapat berlaku arif, bijaksana dan jujur dalam segala aktivitasnya. Banyak orang yang pandai, akan tetapi perangainya kurang terpuji; mau menipu, korupsi dan melakukan berbagai tindakan lain yang dilarang oleh agama. Oleh karena itu, selain intelectual quotient (IQ) dan emotional quotient (EQ) yang dimilikinya, manusia juga membutuhkan spiritual quotient (SQ) yang dapat mengarahkannya menuju predikat “khoiro ummah”, sehingga dapat memberikan kemaslahatan bagi segenap penjuru alam.
Menyikapi fenomena yang terjadi sebagaimana hal di atas, maka dalam penelitian ini penulis mencoba mengungkap hal-hal yang berkaitan dengan kecerdasan spiritual yang tertuang dalam fokus permasalahan “bagaimana internaisasi nilai-nilai spiritual quotient dalam upaya peningkatan etos kerja karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang, dampak positip serta kendala dalam pelaksanaannya. Skripsi ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif yang secara metodologis dapat juga dikategorikan ke dalam penelitian lapangan (field research). Adapun teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
Dari data-data yang berhasil penulis temukan di lapangan, setelah melakukan berbagai proses pengolahan mulai dari reduksi, verifikasi dan penyajian data, maka didapatkan beberapa poin mengenai internalisasi nilai-nilai spiritual quotient dalam upaya peningkatan etos kerja karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang sebagai berikut: Ibadah harian; meliputi salat duha, waqiahan (pembacaan Surah al-Waqi’ah), salat berjamaah, mujahadah asma’ul khusna, dan kajian kitab setelah jamaah salat zuhur. Ibadah mingguan; seperti tahtim Al-Qur’an (pembacaan Al-Qur’an 30 juz), yasinan (pembacaan Surah Yasin) dan kahfinan (pembacaan Surah al-Kahfi). Ibadah bulanan; seperti ceramah agama (siraman rohani) bagi karyawan dan Ibadah musiman (insidental); seperti peringatan maulid Nabi Muhammad SAW (selama 12 hari), kurban dan halal bi halal.
Adapun dampak positip dari internalisasi nilai-nilai spiritual qoutient menjadikan karyawan dalam menjalani kerjanya senantiasa menjaga keseimbangan dunia dan akhirat. Sedangkan faktor pendukung dan penghambat internalisasi meliputi: Faktor pendukung; adanya keteladanan pemimpin perusahaan yang baik. Faktor penghambat; seperti adanya pembedaan perlakuan antar karyawan (berdasarkan senioritas dan kedekatan hubungan emosional) serta kurang konsistensi dalam menerapkan peraturan yang telah ditetapkan.