Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi pada era sekarang ini membawa perubahan yang amat besar terhadap cara berfikir, sikap dan perilaku manusia. Namun sangat disayangkan ketika kemajuan teknologi seperti sekarang ini tidak diimbangi dengan kemajuan akhlak. Guna menghindari pengaruh-pengaruh buruk yang timbul akibat hal tersebut maka masyarakat perlu melakukan usaha untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran agama Islam. Usaha untuk memperdalam ajaran agama Islam dapat dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan keagamaan yang telah diatur dengan manajemen yang baik agar tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dapat terpenuhi.
Berangkat dari fenomena diatas, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengungkap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan mengenai bagaimana manajemen pelaksanaan kegiatan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Kedungpane Semarang, serta faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaannya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun teknik analisis datanya menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
Dari data-data yang telah diolah dengan cara reduksi, penyajian data dan verifikasi maka di dapatkan hasil bahwa Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Semarang telah melakukan manajemen yang cukup baik dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan sebagai upaya mempersiapkan narapidana menjadi warga yang baik, yakni dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), serta pengawasan dan evaluasi (controlling and evaluation) serta telah memaksimalkan unsur-unsur manajemen yang ada yakni: manusia (men), materi (matery), mesin (machine), metode (method) dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan yang meliputi: shalat berjamaah, bimbingan dzikir dan doa, tilawah Al-Qur’an, hafidz Al-Qur’an, pashalatan, BTA, MADIN, mujahadah asma’ul husna, kegiatan bulan ramadhan (tadarus, ceramah, shalat tarawih), Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. tarjamah Al-Qur’an sistem 100 jam, kursus khatib,dan kursus merawat jenazah.
Adapun faktor penghambat pelaksanaan kegiatan keagamaan yaitu: kurangnya SDM, keterbatasan ruang dan kapasitas yang kurang memadai, jadwal kegiatan yang bentrok. Faktor pendukung: antusiasme narapidana dalam mengikuti kegiatan keagamaan cukup besar, adanya kegiatan tersebut telah diatur dalam undang-undang, materi yang disampaikan beragam, merupakan wujud kepedulian Lapas terhadap dunia pendidikan, adanya jalinan kerjasama dengan pihak lain.